Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Safawiyah di Persia

 
 Sumber Foto : Google Image
 
 
 
   Daulah Safawiyah berdiri antara tahun 1501 M - 1736 M, berasal dari sebuah gerakan tarekat keagamaan di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, wilayah Iran bagian barat. Nama Safawiyah sendiri diambil dari nama pendirinya, yaitu Safi Ad - Din (1252 M - 1334 M). Safi Ad - Din adalah seorang kaya raya yang memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan Imam Syiah yang ke-7, yaitu Imam Musa Al - Kazhim. Safi Ad - Din memiliki guru bernama Tajuddin Ibrahim Zahidi dikenal dengan penggilan Zahid Al - Gilani. Safi Ad - Din pun diambil mantu oleh gurunya tersebut karena ketekunan dan prestasinya dalam tasawuf.

   Pada mulanya gerakan ini masih bersifat keagamaan murni. Namun berjalannya waktu berubah menjadi gerakan politik - keagamaan. Hal ini didasarkan pada semangat memberantas bi'dah dan kemungkaran, yang membuat mereka masuk keranah politik untuk menegakkan kekuasaan dan keadilan sesuai dengan paham mereka, yaitu paham Syiah dua belas.

   Para pemimpin daulah Safawiyah yang bergerak dibidang keagamaan secara berturut antara lain, Safi Ad -Din, Sadr Ad - Din, Khawajah Ali dan Ibrahim ibnu Khawajah Ali. Adapun yang mulai bergerak dalam bidang politik adalah, Junaid, Haidar dan Ismail. Gerakan Safawiyah ini sangat besar pengaruhnya di Persia dan Syiria. Dalam gerakan ini, pimpinan di pusat disebut Syaikh, wakil nya di wilayah disebut Khalafah.

   Dalam melakukan gerakan, daulah Safawiyah terkenal fanatik bahkan ia menentang semua mazhab yang ada, Mereka hanya menerima mazhab syiah dua belas saja. Mereka membentuk pasukan Qizilbas dan menyebarkan propaganda doktrin syiah dua belas dengan cara - cara yang radikal dan revolusioner. Mereka terkenal dengan nama gerakan Mahdi, yang bertujuan untuk menegakkan keadilan sambil menunggu imam Al - Mahdi Al - Muntazar sebagai penegak kebenaran datang.
 

Masa Kemajuan Daulah Safawiyah

A. Sultan Ismail (1501 M - 1524 M)

   Sultan Ismail berhasil melakukan ekspansi untuk memperluas kekuasaannya. Membersihkan sisa - sisa kekuatan AQ Qoyunlu di Hamadan, menguasai propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd. 

   Dalam waktu sepuluh tahun ia dapat menguasai seluruh wilayah di Persia. Namun, ia mengalami kekalahan dari Daulah Utsmaniyah. Pada tahun 1514 M terjadi peperangan di Chaldiran dekat Tabriz dengan kekuasaan Utsmani. Karena militer Utsmani yang lebih unggul, sultan Ismail pun mengalami kekalahan disana.

B. Sultan Syah Abbas I (1588 M - 1629 M)

   Sultan Syah Abbas I dalam pemerintahannya mengambil langkah - langkah pemulihan. Disebabkan kondisi daulah yang saat itu memprihatinkan. Langkah pertama yang ia lakukan adalah, berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbas terhadap daulah Safawiyah. Sultan Abbas I membentuk pasukan baru yang diberi nama Ghullam. Pasukan itu terbentuk dari budak - budak tawanan perang Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada dari masa sultan Tahmasp I.

   Langkah yang kedua, ia melakukan perjanjian damai dengan Turki Utsmani dengan imbalan, sultan Abbas I harus menyerahkan kekuasaan di wilayah Azerbaijan, Georgia dan sebagian wilayah di Luristan. 

   Dengan langkah ini, sultan Abbas I bisa memulihkan keamanan kekuasaan dari dua aspek. Pertama, aspek internal, dimana sultan Abbas I bisa menghilangkan dominasi pasukan Qizilbas didalam kekuasaannya. Dan kedua, aspek eksternal, dimana ia berhasil meredam konflik dengan kekuasaan Turki Utsmani, sehingga kekuasaannya tidak mendapat gangguan dari luar.  

 

 Masa Kemunduran Daulah Safawiyah

   Daulah Safawiyah mengalami kemunduran dikarenakan dua faktor. Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor dari dalam daulah ini mengalami kemunduran adalah, adanya perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana itu sendiri. Hal itu membuat lemahnya sultan dalam mewarisi kekuasaannya, dimana tidak terjadi keharmonian dalam lingkungan keluarga sultan, yang seharusnya saling bahu membahu membangun pemerintahan. 

   Adapun faktor eksternal atau faktor dari luar daulah Safawiyah mengalami kemunduran adalah, terus menerusnya konflik dengan daulah Utsmaniyah. Dimana seperti yang kita ketahui, kedua daulah ini berbeda aliran. Utsmani yang beraliran sunni menganggap daulah Safawi yang beraliran Syiah sebagai ancaman, begitupun sebaliknya. Hal itu membuat kedua belah pihak saling berperang satu sama lain, dan nyaris tidak pernah berdamai. Kecuali pada masa sultan Abbas I.


Baca Juga :


- Sultan Muhammad II (Al- Fatih) Penakluk Konstantinopel 1453 M

- Sultan Murad II Ayah Al - Fatih Penakluk Konstantinopel 1453

- Hubungan Baik Antara Kesultanan Utsmaniyah Dengan Kesultanan Aceh

- Romantisme Mimar Sinan, Sang Arsitek Legendaris Kesultanan Utsmani

- Inkisyariyah (Jeniseri) Pasukan Legendaris Kesultanan Utsmaniyah

Diberdayakan oleh Blogger.