- Mati Lampu
Tiga bulan lalu aku baru saja pindah ke sebuah kota dan menempati sebuah kosa-an sederhana bersama adik perempuanku yang masih duduk di bangku kuliah.
Petang ini aku bersiap untuk bekerja. Bukan pekerjaan yang mewah, hanya seorang pelayan di sebuah restoran 24 jam. Kebetulan hari ini aku mendapatkan shift malam, dan hari sudah menunjukkan pukul 18:35
Aku masih mandi sambil membersihkan rambutku, dan refleks menutup mata. Namun aku merasa lampu kamar mandi mati. Aku pun memberi celah untuk mataku dapat melihat, dan benar saja lampunya mati.
Hal ini memang sering terjadi, dan biasanya adikku yang melakukan kejahilan ini. Sontak aku berteriak memintanya menyalakan lampu, namun lampunya tak kunjung dinyalakan. Aku mendesah kesal dan berjalan ke arah pintu karena sakelar ada di luar kamar mandi.
Namun, baru setengah jalan aku kembali merasakan silaun lampu. Nampaknya adikku takut aku memarahinya. Aku kembali ke bawah shower dan melanjutkan membilas rambut, beberapa saat kemudian lampu kembali mati. Aku kembali berteriak pada adikku, namun lampu belum juga menyala. Aku membuka sedikit celah pintu dan meraba sakelar di sampingnya dengan hanya mengeluarkan tanganku.
Aku merasakan ada tangan dingin di atas sakelar, itu pasti adikku, dia pasti ketakutan sampai tangannya dingin. Aku menekannya dan membuat lampu menyala sebelum menyelesaikan mandiku.
Setelah selesai, aku langsung keluar dan mematung saat mendapati adikku yang baru saja membuka pintu dengan masih menenteng tas, lengkap dengan sepatu dan baju yang dia pakai ketika berangkat kuliah tadi siang
Maaf kak, hari ini aku pulang telat. Tadi aku ngerjain tugas tambahan di kampus."
Aku semakin membeku mendengar penuturannya.
Jika dia baru saja pulang lalu tadi yang mematikan lampu siapa?