Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Misi Penting Nabi Muhammad Saw.

Prophet Muhammad Saw

Nama nabi Muhammad SAW. adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Lahir di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal/20 April 571 M, tepat hari senin pada tahun gajah. Kenapa disebut tahun gajah? Karena pada tahun itu, terjadi penyerangan oleh Abrahah dengan tentara gajahnya ke Ka'bah. Nabi Muhammad lahir di rumah pamannya, Abu Thalib. Sedangkan ibu dan bapaknya adalah Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.

Semenjak nabi masih kecil, beliau diasuh oleh hamba sahaya bapaknya, yaitu Ummu Aiman. Sedangkan ibu susu pertama beliau adalah Suwaibah hamba perempuan Abu Lahab adapun Halimah As- Sa'diah yang lebih terkenal sebagai ibu susu nabi, adalah ibu susu yang kedua beliau.

Nabi Muhammad SAW. Diutus Allah SWT, dengan membawa misi. Diantara misi tersebut adalah untuk menyempurnakan akhlak. Sabda nabi SAW :

 إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق 

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (H.R Ahmad)

Dalam hadis tersebut, dapat kita pahami bahwa nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Artinya, orang - orang arab jahiliyah pada waktu itu tidak semua jahil dan bobrok akhlaknya. sebenarnya masih ada orang - orang yang memiliki akhlak mulia, seperti berani, setiakawan, suka berderma dan lain sebagainya. Dan nabi SAW. diutus untuk menyempurnakan akhlak tersebut.

Selain menyempurnakan akhlak, nabi Muhammad SAW. juga diutus Allah SWT. menjadi rahmat bagi alam semesta. Dalam hal ini, nabi Muhammad tidak diutus untuk menebarkan kebaikan kepada pengikutnya saja. Tetapi kepada umat beragama lain pun nabi SAW. diutus untuk menebar kasih sayang. Misi nabi tersebut terdapat dalam Q.S Al - Anbiya ayat 107 : 

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

"Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta." (Q.S Al - Anbiya : 107)

Dari ayat diatas, jelaslah bahwa nabi diutus untuk menebarkan rahmat ke seluruh alam semesta. Yang sifatnya universal tidak memandang agama, ras dan suku. Nabi Muhammad SAW. Menjadi cermin untuk islam yang ramah, damai dan toleran. Tidak mengajarkan kebencian dan permusuhan. Bukan hanya kepada umat islam saja tetapi kepada non-islam pun seperti itu. Sehingga, mereka yang mengaku muslim tetapi bersikap memaksa dalam dakwahnya. Dalam hal ini tidak mencerminkan pribadi nabi SAW.

Ala’uddin Ali dalam Tafsir Al-Khozin-nya menyebutkan, bahwa ayat ini turun pada saat masyarakat kafir jahiliyyah dalam kesesatan, dan ahli kitab menghadapi kebingungan dalam persoalan agamanya, karena jeda waktu turunnya wahyu yang lama dan terjadi perselisihan di dalam kitab suci mereka. Sehingga Allah mengutus Nabi Muhammad saat kondisi dimana para pencari tuhan tidak lagi menemukan jalan kebahagiaan dan pahala, maka Nabi Muhammad datang mengajak mereka kepada jalan Allah, menjelaskan kebenaran, dan menerapakan syariat.

Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut berpendapat bahwa rahmat yang dimaksud dalam ayat tersebut bersifat umum, meliputi haknya mereka yang beriman dan juga yang tidak beriman. Untuk mereka yang beriman rahmat itu berupa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan bagi mereka yang tidak beriman rahmat itu hanya di dunia saja, yakni dengan ditundanya siksaan dari mereka di kehidupan dunia. 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya berpendapat bahwa Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni bahwa Rasulullah diutus untuk menyampaikan rahmat kepada seluruh manusia. Barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukurinya, maka akan bahagia di dunia akhirat. Barang siapa yang menolak rahmat dan mengingkarinya, maka merugi dunia dan akhirat.

Imam Fahkruddin ar-Razi menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa rahmat baik di dalam agama maupun di dalam dunia. Dalam agama rahmat diutusnya Nabi Muhammad kepada manusia pada saat mereka berada pada masa jahiliyyah, pada jalan yang sesat, dan kebingungan dalam mencari kebenaran tentang agama mereka, yaitu untuk membawa mereka pada jalan kebenaran yang dapat menghantarkan mereka pada kebahagiaan dan keberuntungan, juga untuk menerapkan syariat kepada mereka. Sedangkan rahmat bagi manusia untuk kehidupan dunianya yaitu, menyelamatakan manusia dari pelecehan, pertikaian, pembunuhan, dan peperangan sehingga mereka dapat tertolong.

Secara simpulnya, misi nabi Muhammad SAW. diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak dan menebarkan rahmat ke alam semesta. Bukan untuk mengislamkan seluruh dunia, sebagaimana yang didengung - dengungkan kelompok islam radikal. Mereka menggunakan dan bersembunyi dibalik kedok agama dalam dakwahnya, dengan cara kekerasan dan paksaan. Padahal itu tidak sesuai dengan yang dicerminkan nabi Muhammad SAW. Nabi SAW. Berdakwah dengan cara yang baik dan bijaksana. Metode nabi sesuai dengan Q.S An - Nahl ayat 125 :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S An - Nahl : 125)

Dalam tafsir Quraish Shihab  : Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan oleh Tuhanmu. Pilihlah jalan dakwah terbaik yang sesuai dengan kondisi manusia. Ajaklah kaum cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi untuk berdialog dengan kata-kata bijak, sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam, ajaklah mereka dengan memberikan nasihat dan perumpamaan yang sesuai dengan taraf mereka sehingga mereka sampai kepada kebenaran melalui jalan terdekat yang paling cocok untuk mereka. Debatlah Ahl al-Kitâb yang menganut agama-agama terdahulu dengan logika dan retorika yang halus, melalui perdebatan yang baik, lepas dari kekerasan dan umpatan agar mereka puas dan menerima dengan lapang dada. Itulah metode berdakwah yang benar kepada agama Allah sesuai dengan kecenderungan setiap manusia. Tempuhlah cara itu dalam menghadapi mereka. Sesudah itu serahkan urusan mereka pada Allah yang Maha Mengetahui siapa yang larut dalam kesesatan dan menjauhkan diri dari jalan keselamatan, dan siapa yang sehat jiwanya lalu mendapat petunjuk dan beriman dengan apa yang kamu bawa.

Begitulah kiranya, misi nabi SAW. untuk menyempurnakan akhlak mulia dan menebarkan rahmat keseluruh alam semesta. Dengan jalan berdakwah yang baik dan bijaksana. Maka patutlah kita mencontoh pribadi nabi SAW. semampu mungkin. Wallahu'alam.

Profesi : Mahasiswa/Pelajar Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Diberdayakan oleh Blogger.