Nasab
Muhammad bin Sirin al-Anshari “maula” Abu Bakr bin Abi Umrah al-Bashri. Muhammad bin Sirin lahir sekitar tahun 33 H, dua tahun sebelum kekhalifahan Ali berdiri. Anas bin Sirin berkata, “Saudaraku, Muhammad, dilahirkan dua tahun sebelum kekhalifahan Utsman berakhir, sedangkan aku dilahirkan satu tahun setelahnya.”
Zaman dulu, orang – orang membuat stempel dengan cincin yang mereka pakai, karena itu, biasanya cincinnya diberi nama, Muhammad bin Sirin juga demikian. Ia menamai cincinnya dengan kunyah –nya, Abu Bakr.
Kehidupan
Ibnu Sirin lahir, menetap lama dan meninggal di Basrah, Hamad berkata dari Utsman al-Butti, “Tidak ada di Bashrah seseorang yang lebih tau tentang hukum dari Muhammad bin Sirin.” Diriwayatkan dari Ibnu Hibban, ia berkata, “Ibnu Sirin adalah seorang yang wara, ahli Bashrah, seorang yang faqih, memiliki keutamaan, seorang hafiz, mutqin, yang meninggal pada umur 77 tahun.”
Guru dan Murid – Muridnya
Guru – guru Ibnu Sirin adalah, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Jundub bin Abdillah al – Bajali, Hudzaifah bin Yamani, Ra’fi bin Khadij, Sulaiman bin Amir, Samurah bin Jundub, Ibnu Umar, Ibnu Abas. Utsman bin Abi Ash, Imran bin Husain, Ka’ab bin Ujrah, Muawiyah, Abi Darda, Abi Sa’id, Abi Qatadah, Abi Hurairah, Abi, Abu Bakr ats-Tsaqafi, Aisyah Ummul Mu’minin, Ummu Athiyah, Humaid bin Abdurrahman al – Humairi, Abdullah bin Syaqiq, Abdurrahman bin Abi Bakrah, Abibadah as-Sulmani, Abdurrahman bin Basyr bin Mas’ud, Qais bin Ubadi, Katsir bin Aflah, Umar bin Wahab.
Adapun murid, - muridnya seperti, Asy-Sya’bi, Tsabit, Khalid al-Hadza’i, Daud bin Abi Hindi, Ibnu Aun, Yunus bin Ubaid, Jarir bin Hazm, Ayub, Asyas bin Abdul Malik, Habib bin Syahid, Ashim al-Ahwali, Auf al-A’rabi, Qatadah, Sulaiman at-Taimi, Qu’rah bin Khalid, Malik bin Dinar, Mahdi bin Maimun, al-Auza’I, Hisyam bin Han, Yahya bin Atiq, Yazid bin Ibrahim.
Wafatnya
Ibnu Sirin wafat pada tahun 110 hijriah. Diriwayatkan dari Hamad bin Zaid, ia berkata, “Hasan (al- Bashri) meninggal awal rajab tahun 110 (Hijriah) dan meninggal Muhammad (Ibnu Sirin) 9 hari setelah berlalunya bulan syawal.”
Penilaian Ulama Terhadap Muhammad bin Sirin
Penilaian ulama terhadapanya seperti, dari Hamad berkata dari Utsman al-Butti, “Tidak ada di Bashrah seseorang yang lebih tau tentang hukum dari Muhammad bin Sirin.” Diriwayatkan dari Ibnu Hibban, ia berkata, “Ibnu Sirin adalah seorang yang wara, ahli Bashrah, seorang yang faqih, memiliki keutamaan, seorang hafiz, mutqin, yang meninggal pada umur 77 tahun.” Ibnu Ma’in, al-Ijliy dan Ibnu Sa’ad sepakat atas ke tsiqahan Ibnu Sirin. Begitu juga dengan Ahmad bin Hanabil, sepakat atas ke Tsiqahannya. Maka, penulis mengambil kesimpulan. Bahwa Ibnu Sirin adalah seorang perawi hadis yang tidak diragukan lagi ke shahihannya. Dalam banyak riwayat, ia dikatakan sebagai seorang yang tsiqah, wara, faqih dan banyak keutamaan lainnya.