Muhammad bin Isa bin Nazihi al – Baghdadi menerima hadis dari Ibrahim bin Sa’di bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf al – Qurasy al – Zuhri. Kuniyah–nya Abu Ishaq al – Madani.[1] Lahir pada tahun 108 H dan meninggal antara tahun 182 - 183 H.[2] Beliau Tinggal di Baghdad, Dapat disimpulkan dari segi tahun dan tempat, Ibrahim bin Sa’di bertemu dengan Muhammad bin Isa. Sehingga keperiwayatan ini bisa diterima.
Ibrahim bin Sa’di menerima riwayat hadis dari Abi Shakhr Humaid bin Ziyad al – Madani, dari ayahnya Sa’di bin Ibrahim, Shalih bin Kaisan, Shafwan bin Sulaim, Abdullah bin Ja’far al – Makhrami, Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abu Thalib, Abdul Malik bin Rabi’i bin Sabrah al – Juhani.[3] Adapun yang meriwayatkan darinya seperti, Ibrahim bin Hamzah al – Zubairi, Ahmad bin Abdullah bin Yunus, Ahmad bin Muhammad bin Hanabil, Ishaq bin Mansur al – Saluli, Abu Ma’mar Ismail bin Ibrahim al – Hudzali, Abu Marwan Muhammad bin Utsman al – Utsmaniy, Muhammad bin Isa.[4]
Penilaian kritikus hadis terhadap Ibrahim bin Sa’di : a ) Imam Ahmad bin Hanabil, Ibnu Ma’in, Abu Hatim dan al – Ijli menilainya tsiqah. b ) Adapun Ibnu Hirasy menilainya Shaduq. Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa penilaian tersebut Ibrahim bin Sa’di adalah periwayat yang tsiqah, yang dapat diterima riwayatnya. Karena penulis tidak menemukan keterangan yang melemahkan periwayat.
[1] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz II, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 88
[2] Ibnu Hajar, Tahzib al – Tahzib, Juz I, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, t.th.) h. 66
[3] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz II, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 88
[4] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz II, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 90