Sufyan bin Uyainah menerima hadis dari Katsir bin Katsir bin al – Muththalib bin Abi Wada’ah bin Shubairah bin Suaid bin Sa’yid bin Sahm al – Qurasy al – Sahmiy al – Makki.[1] Penulis tidak menemukan tahun lahir dan wafatnya, namun dalam keterangan ia menerima hadis dari kakeknya. Sehingga, ada kemungkinan terjadi pertemuan antara keduanya. Sehingga sanadnya masih bisa bersambung.
Guru – gurunya seperti, Sa’id bin Jubair, Ali bin Abdillah al – Ajdariy, dari bapaknya, Katsir bin al – Muththalib, dari kakeknya al – Muththalib bin Abi Wada’ah.[2] Dan Murid – muridnya seperti, Ibrahim bin Nafi al – Makki, Saalim al – Khayyath, Sufyan bin Uyainah, Abdul Malik bin Juraih, Ma’mar bin Rasyad, Hisyam bin Hassan.[3]
Penilaian kritikus hadis terhadapnya, Imam Ahmad dan Ibnu Main menilainya tsiqah, dan Imam al – Nasa’i menilainya la ba’sa bihi.[4] Imam Syamsuddin menilainya tsiqah.[5] Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan Katsir bin Katsir adalah seorang yang bisa diterima riwayatnya.
[1] Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib Fi Rijal al-Hadis, Jilid 3. Hal. 465
[2] Jamaluddin al-Mizzi, Tahzib al-Kamal, Jilid 24. Hal. 151
[3] Jamaluddin al-Mizzi, Tahzib al-Kamal, Jilid 24. Hal. 152
[4] Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib Fi Rijal al-Hadis, Jilid 3. Hal. 465
[5] Syamsuddin Abi Abdillah, al - Kasyif fi Ma’rifat man lahu Riwayat fi al – Kutub al – Sittah, Juz II (Saudi : Muassasah Ulum al – Qur’an, 1992), h. 146