Abdul Malik bin Rabiy’i menerima hadis dari bapaknya, Rabiy’i bin Sabrah bin Ma’bad.[1] Penulis tidak menemukan tahun wafat dan lahirnya. Namun penulis mendapat keterangan ia mendapat hadis dari bapaknya atau kakek Abdul Malik bin Rabiy’. Sehingga sanadnya dianggap bersambung
Rabiy’i bin Sabrah memiliki guru hadis, yaitu bapaknya, Sabrah bin Ma’bad seorang sahabat, selain itu gurunya seperti Umar bin Abdul Aziz, Amr bin Murrah al – Juhani dan Yahya bin Sa’id bin Ash.[2] Sedangkan murid – muridnya seperti, anaknya, Abdul Aziz bin Rabiy’i dan Abdul Malik bin Rabiy’i. Selain itu ada Abdullah bin Lahiy’ah, Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, Umarah bin Ghaziyah al – Anshari.[3]
Penilaian ulama terhadap Rabiy’i bin Sabrah, al – Nasa’i, al – Ijliy dan Ibnu Hibban menilainnya tsiqah.[4] Imam Syamsuddin menilainya tsiqah.[5] Dari penilaian ini, bisa disimpulkan bahwa Rabiy’i bin Sabrah adalah perawi yang tsiqah dan diterima riwayatnya.
[1] Ibnu Hajar, Tahzib al – Tahzib, Juz I, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, t.th.) h. 592
[2] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz IX, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 82
[3] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz IX, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 82
[4] Ibnu Hajar, Tahzib al – Tahzib, Juz I, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, t.th.) h. 592
[5] Syamsuddin Abi Abdillah, al - Kasyif fi Ma’rifat man lahu Riwayat fi al – Kutub al – Sittah, Juz I (Saudi : Muassasah Ulum al – Qur’an, 1992), h. 391