Nasab
Syu’bah bin Hajjaj bin al-Wardi al- Utaky al- Azdy. Kunyah-nya, Abu Bustham. Berasal dari daerah bernama Wasith dan pindah ke Basrah. Ia merupakan seorang ulama dari golongan tabi’ut tabi’in dan seorang hafidz dari kalangan ahli hadis.
Tentang
Syu’bah bin Hajjaj adalah seorang imam hadis yang kokoh hafalannya. Riwayat Ibnu Mahdi dari as- Tsauri ia berkata, Syu’bah adalah Amirul Mu’minin Fi al-Hadis. Imam Syafi’i pun berkometar, bahwa jika tidak ada Syu’bah, Iraq tidak akan mengetahui hadis.
Guru dan Murid
Syu’bah bin Hajjaj meriwayatkan hadis dari banyak guru, diantaranya, Ibrahim bin Amir bin Mas’ud, Ibrahim bin Muhammad bin Muntasyar, Ibrahim bin Muslim al – Hajari, Ibrahim bin Muhajir, Ibrahim bin Maesarah, Ibrahim bin Maimun, al- Azraq bin Qais, Ismail bin Abi Khalid, Ismail bin Raja’, Ismail bin Sami’, Ismail bin Abdurrahman as-Saddi, al-Aswad bin Qais, Asy’as bin Sawwar, Anas bin Sirin, Ayub bin Abi Tamimah, Ayub bin Musa, Abi Aun as-Tsaqafi dan banyak lagi.
Adapun muridnya, seperti, Ayub, al-A’masy, Sa’ad bin Ibrahim, Muhammad bin Ishaq, Jarir bin Hazm, Yahya bin Qaththan, Ibnu Mahdi, Waki’, Ibnu Idris, Ibnu Mubarak, Abu Daud, Abu Usamah, Isa bin Yunus, Muadz bin Muadz, Yazid bin Harun, Nadhr bin Syamil, Adam bin Abi Iyas, Sulaiman bin Harb, Ashim bin Ali al- Wasith, Umar bin Marzuq, Abu Nuaim, Muslim bin Ibrahim dan lainnya.
Wafatnya
Syu’bah bin Hajjaj wafat di Basrah pada tahun 160 hijriah. Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Manjubah, Syu’bah dilahirkan pada tahun 82 hijriah, dan meninggal pada tahun 160 di umur ke 77 tahun.
Penilaian Ulama Terhadap Syu'bah bin Hajjaj
Adapun ulama berpendapat tentangnya, seperti Ibnu Mahdi dari as- Tsauri ia berkata, Syu’bah adalah Amirul Mu’minin Fi al-Hadis. Imam Syafi’i pun berkometar, bahwa jika tidak ada Syu’bah, Iraq tidak akan mengetahui hadis. Menurut Ahmad bin Hanabil, Syu’bah adalah dapat dipercaya, redaksi yang digunakan adalah atsbatul hukmi. Bahkan menurut Ibnu Mubarak apabila Syu’bah meninggal, maka seperti matinya hadis. Dapat diambil kesimpulan bahwa, riwayat yang disandarkan dari Syu’bah bisa diterima dan dipertanggung jawabkan.