Sumber Foto : Pixabay
Kata Potensi berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yaitu Potencial. Potensi diri merupakan kemampuan atau kekuatan diri atau kekuatan diri seseorang baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, akan tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseorang.
Pengertian lain dari potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental, dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi menulis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengolah kata dan menyampaikan isi pikiran lewat tulisan, baik yang sudah terwujud maupun belum.
Untuk mengenali potensi menulis dalam diri individu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Memahami bakat yang dimiliki dan disukai, bukan sekadar mengikuti teman
Untuk mengenali potensi yang ada dalam diri, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenal diri sendiri. Pengenalan terhadap diri sendiri merupakan faktor terpenting yang perlu dilakukan setiap orang untuk mengetahui potensi apapun dalam dirinya. Dengan mengenal diri sendiri seseorang akan mudah menganalisis apa yang dia suka dan tidak suka.
Hal - hal yang dimulai dari rasa suka akan melahirkan kebiasaan yang baik karena adanya kesukarelaan untuk melakukan hal tersebut. Melalui hal - hal yang disukai pula, bakat dan minat seseorang dapat terlihat. Potensi menulis yang dimiliki seseorang akan terlihat ketika orang tersebut suka menulis, bukan sekadar mengikuti trend atau teman - teman agar terlihat memukau.
2. Memiliki motivasi yang jelas untuk menulis
Potensi menulis dapat terlihat dengan adanya motiasi yang kuat, baik motivasi internal maupun eksternal. Motivasi internal contohnya kemauan sendiri untuk menjadi penulis, sedangkan motivasi eksternal contohnya ada keharusan untuk menulis, seperti tugas kuliah, menulis untuk perlombaan, dan lain-lain.
3. Mampu menerima kritik dan saran dengan baik
Potensi menulis akan disertai dengan mental penulis. Seorang dengan potensi menulis akan siap dengan kritikan dari para pembaca karyanya, dan siap dengan segala bentuk saran yang dilontarkan lingkungannya. Keterbukaan terhadap kritik dan saran akan senantiasa mengembangkan potensi dan bakat menulis. Dengan adanya kritik dan saran, potensi dan bakat tersebut dapat terus diasah dan dinilai agar lebih baik.
4. Tes bakat menulis
Mengetahui potensi dalam diri terkadang memang cukup sulit. Tes minat dan bakat dapat dilakukan ketika potensi atau bakat tidak terlihat secara kasat mata. Banyak potensi dan bakat yang terkadang terpendam dan memerlukan penyadaran secara sengaja untuk mengetahuinya. Dengan melakukan tes minat menulis, potensi menulis akan lebih mudah diketahui. Tes ini akan memuat pertanyaan mengenai kesukaan, motivasi menulis, gendre yang diminati, ataupun bacaan yang disukai.
Menulis adalah kemahiran yang dapat dipelajari dan ditingkatkan terus mutunya. Untuk memulai menulis dan menjadi seorang penulis perlu dimulai dari niat dan kemauan yang kuat, karena seperti pekerjaan lainnya, menulis juga membutuhkan konsistensi. Setelah memperkokoh niat dan memperkuat kemauan. Selanjutnya, penulis harus menentukan jenis tulisan yang akan disajikan. Ada banyak jenis karya tulis yang dapat ditemui, dan karya tulis tersebut dapat dikelompokkan menjadi karya fiksi dan kaya nonfiksi. Karya fiksi biasa disebut dengan karya popular, seperti novel, puisi, cerpen, dan lain-lain. Sedangan karya nonfiksi biasa dikenal dengan karya ilmiah, contohnya berita, esai, makalah, dan skripsi.
Ketika potensi menulis telah diketahui, perlu usaha untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut. Hal – hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi menulis, diantaranya yaitu:
1. Mencoba hal baru, misalnya mulai menulis gendre yang beragam.
2. Mengejar impian diri, caranya dengan mulai konsisten dalam menuangkan ide.
3. Menyempurnakan motivasi diri.
4. Menciptakan kebiasaan baik. Ungkapan yang perlu digaris bawahi untuk seorang penulis adalah bahwa ‘penulis yang hebat lahir dari pembaca yang baik’.
5. Selalu menjadi seseorag dengan pikiran terbuka, tidak berpikiran sempit terhadap kritik dan saran dari lingkungan.