Seiring berjalannya waktu, bahasa mengalami perkembangan. Perkembangan ini ada yang berupa penambahan kosa kata baru, maupun cara penggunaanya di masyarakat, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang perkembangan yang diharapkan dapat membangun bahasa menjadi lebih baik malah menjadikan bahasa menjadi ‘liar’.
Zaman ini banyak kita temui bahasa-bahasa yang tidak sesuai kaidah, yang malah mencoreng salah satu fungsi bahasa yaitu sebagai identitas bangsa. Masyarakat sibuk melontarkan kata tak pantas, mulai dari kalangan tua, muda, hingga anak-anak. penggunaan bahsa ini tak mengenal tempat dan situasi, digunakan semaunya tanpa aturan. Lantas ada apakah dengan bahasa saat ini?
Manusia dewasa merupakan pendidik dan penanam utama untuk bahasa generasi sebelumnya, yaitu generasi yang akan berproses menjadi penerus di masa yang akan datang.
Perlu diketahui bahwa pendidikan bahasa sudah dimulai sejak manusia berada dalam kandungan seorang ibu. Penelitian membuktikan bahwa embrio atau janin dalam perut sang ibu sensitif terhadap suara yang diperdengarkannya. Maka dari itu, pemerolehan bahasa pertama seorang anak adalah bahasa ibu.Ilmu bahasa membagi setidaknya 3 bahasan secara umu, yaitu fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Secara sederhana, fonologi diartikan sebagai ilmu yang memperlajari tentang huruf. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang suku kata dan kata, sedangkan sintaksis diartikan sebagai ilmu yang memperlajari mengenai struktur bahasa secara fungsi yang terdiri atas subjek, objek, dan keterangan.
Pelatihan bahasa pada generasi bangsa perlu diperhatikan, karena dalam diri merekalah masa depan negeri dipertaruhkan. Pada umur 0-3 tahun anak perlu dilatih mengenai fonologi dan morfologi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengenalan bahasa dengan menyebutkan kata-kata sederhana, seperti mama dan papa. Selanjutnya, pembelajaran mengenai sintaksis diberikan pada anak 4-5 tahun, pada saat ini anak dibiasakan mengucapkan kalimat-kalimat yang baik.
Dalam proses pengenalan bahasa pada anak terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bahasanya, diantaranya yaitu:
1. Kesehatan mental maupun fisik sejak dalam kandungan hingga lahir.
2. Kecerdasan genetic yang bersumber dari ibu sebagai faktor pemberi kecerdasan pada anak.
3. Ekonomi yang cukup yang dapat memprasaranai perkembangan imajinasi anak.
4. Urutan lahir, hal ini berdasarkan adanya anggapan bahwa anak yang memiliki kakak akan memiliki teman untuk bicara sehingga perkembangan bahsanya lebih cepat.
5. Pendidikan orang tua yang akan membantu mengatasi rasa ingin tahu anak terhadap bahasa baru.
6. Interaksi dengan orang tua
7. Lembaga pendidikan yang merupakan tempat anak-anak mendapat ilmu baru.