Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Penyesalan Setelah Tiada - Atika Nur Laeli

Namaku Rendi Rahaja di panggil Rendi, aku di kenal sebagai seorang pembully di universitas dan
seorang ketua geng motor.

Hari ini di kelasku akan kedatangan mahasiswa baru dan mahasiswa baru itu akan ku bully habis-
habisan.

"Baiklah anak-anak hari ini kedatangan mahasiswa baru" Ucap seorang wanita paruh baya yang usianya sekitar 45 tahun.

"Silahkan masuk Dimas." Panggil Bu Azizah.

Mahasiswa baru itu pun masuk ke dalam kelasku, aku dan teman-teman geng ku menatapnya dengan sinis karena penampilannya berbeda dengan kami

"Assalamualaikum teman-teman perkenalkan nama saya Dimas dan pindahan kota Jogja." Tutur
Dimas. Bu Azizah pun menyuruh Dimas untuk duduk.

Akhirnya kelas pertama selesai. Bu Azizah langsung keluar kelas Aku dan geng ku menghampiri tempat duduk Dimas.

“hey anak baru kalau mau tinggal di kelas ini sini bayar dulu.” ucapku sambil mengedor meja.

“tapi...” tanpa menunggu jawaban dari Dimas aku langsung mengambil tas Dimas dan langsung
mengambil semua uangnya.

Aku dan geng ku keluar kelas dengan senang. Kulihat Dimas masih duduk pasrah melihat kita keluar
kelas. Jam menunjukkan pukul 10.00 menandakan mata kuliah kedua di mulai. Ku lihat Dimas duduk paling belakang.

Jam kedua selesai. Ku perhatikan langkah Dimas keluar kelas sendirian, tiba tiba Dimas menabrak Sheila dan Sheila hanya tersenyum melihat Dimas, aku pun langsung menyusul Dimas keluar. Dan kutarik tangan Dimas ke ruangan yang kosong.

"Apa maksud lo ngedekatin Sheila?" Bentakku pada Dimas kemudian aku mendorong tubuh Dimas
kelantai.

"Aku gak bermaksud ngedekatin Sheila, tadi aku gak sengaja menabrak Sheila." Lirih Dimas.

"Tapi lo suka sama Sheila kan? Matamu hampir mirip dengan mata sahabatku, tapi sayangnya kau
bukan sahabatku” Bentakku pada Dimas. lalu aku langsung memukul wajah Dimas.

"Awas ya kalau sekali lagi aku liat kamu ngedekin Sheila habis kamu.” ucapku dengan kesal. Akupun keluar ruangan dan menutup pintu dengan keras.

Jam mata kuliah terakhir sudah selesai. Aku diajak salah satu gengku menuju ke suatu tempat. Katanya ada ketua geng universitas sebelah yang mau kenalan. Aku dan sebut saja Bimo pergi menggunakan motor sendiri – sendiri ke tempat yang sepi.

Baca Juga :
[Cerpen] Kebahagiaan Yang Tertunda - Cresensia Aprilia

Setelah sampai aku dan bimo berjalan kaki ke suatu rumah kosong yang katanya disuruh tunggu disitu. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ketua geng sebelah dan teman temannya menghampiri kita. Ternyata geng sebelah membawa senjata tajam. Dan mereka langsung menyerang aku. tenyata temen gengku membohongiku. Aku dipukulin sampai berdarah. Terakhir mataku dipukul sampai aku terjatuh. Dan sudah mulai kehilangan kesadaranku. Ketika aku sudah mulai pingsan dan senjata tajam mau menimpaku, ku lihat ada Dimas yang menyelamatkan ku, tetapi jelang beberapa menit dimas pun tidak kuat lagi karena kakinya kena senjata tajam oleh mereka dimaspun pingsan tetapi setelah itu polisipun datang, ternyata sebelum dimas menyelamatkan aku dimas sempat menelfon polisi terlebih dahulu. Akhirnya akupun ikutan tidak sadar diri.

Dua hari kemudian...

Ternyata aku sudah tertidur lama di rumah sakit, kemudian aku mengambil cermin di sisi ranjangku, aku terkejut karena warna bola mataku menjadi biru padahal bola mataku sebenarnya berwarna coklat.

"Sus kenapa bola mata saya menjadi warna biru?" tanyaku pada seorang suster.

Dua hari yang lalu anda dikeroyok oleh sekumpulan anak muda. Seketika aku teringat oleh dimas.

“Sus boleh saya tau apakah teman saya di rawat juga disini?” tanya rendi.

"Oh yang sama masnya tadi ya? Iya dirawat isini juga” jawab sang suster.

“boleh saya tau dimana tempat dia?” tanya ku

“ maaf mas 2 hari yang lalu teman mas sudah meninggal dan ini ada surat buat mas” jawab suster sembari menyerahkan suratnya. Akupun tersontak kaget. Dan langsung membaca apa isi surat yang dituliskan dari rendi.

Untuk sahabatku rendi

"Aku harap kau tidak melupakanku, sebelumnya aku minta maaf sama kamu karena bukan aku yang
memberikan ini secara langsung padamu karena saat itu kondisiku sedang tidak memungkinkan

Sudah kuduga saat kau membaca surat ini aku sudah tidak ada dan aku ingin meminta kepadamu
bahwa jika kau sembuh selalu berbuat baik, dan aku titipkan mataku kepadamu”

Salam dari Dimas sahabat kecilmu. 

Tanganku langsung bergetar membaca surat itu, aku menyesal karena telah menyiksa Dimas sahabat masa kecilku, kenapa aku begitu bodoh karena tidak bisa mengenali Dimas.

"Suster, berarti ini yang mendonorkan mata ini adalah sahabatku sendiri?" Ucapku pada suster.

"iya mas, masnya tadi sudah bersedia. Dan itu diliat kembali ada apa didalam suratnya." ucap sang
suster.

Aku langsung membuka kembali amplop itu kemudian ada sebuah kertas di dalamnya ternyata itu
adalah tiket keberangkatan umroh.

Mekkah...

Sekarang impian kita sudah terwujud sahabatku, kau ingin melihat kota mekah sedangkan aku
mencium hajar aswad. Semoga dengan ini Allah menerangi jalan kamu dan membawa kebahagiaan
hari ini, besok dan selamanya.

End

Diberdayakan oleh Blogger.