Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Puisi oleh Ruth Shintawati P.M

Puisi Ruth Shintawati P.M

Bimbang

Sabar! Sabar! Sabar!
Inilah seruan yang acap kudengar;
Heran daku benar - benar,
Adakah ‘ku belum cukup bersabar?
Sadar! Sadar! Sadar!
Inilah seruan yang acap kudengar;
Heran daku benar - benar,
Adakah ‘ku belum cukup tersadar?
Semakin aku bersabar.
Semakin aku terlantar.
Semakin aku tersadar.
Semakin aku kesasar.
 

Prajurit Jaga Malam

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda - pemuda lincah yang tua, keras dan bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang - bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah coati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu.

Menyesal

Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi,
Sekarang petang datang membayang,
Batang usiaku, sudah tinggi.
Aku lalai di hari pagi’
Beta lengah di masa muda,
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu, miskin harta.

Di Masjid

Kuseru saja Dia
sehingga datang juga
Kamipun bermuka - muka
seterusnya bernyala - nyala dalam dada
Segala daya memadamkannya

Bersimpah peluh diri yang tidak bisa diperkuda
Ini ruang gelanggang kami berperang
Binasa membinasa satu menista lain gila.

Puisi Lainnya :
- Merajut Mimpi oleh Prilla Imadiana
Diberdayakan oleh Blogger.