Bimbang
Sabar! Sabar! Sabar!
Inilah seruan yang acap kudengar;
Heran daku benar - benar,
Adakah ‘ku belum cukup bersabar?
Sadar! Sadar! Sadar!
Inilah seruan yang acap kudengar;
Heran daku benar - benar,
Adakah ‘ku belum cukup tersadar?
Semakin aku bersabar.
Semakin aku terlantar.
Semakin aku tersadar.
Semakin aku kesasar.
Prajurit Jaga Malam
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda - pemuda lincah yang tua, keras dan bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang - bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah coati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu.
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi,
Sekarang petang datang membayang,
Batang usiaku, sudah tinggi.
Aku lalai di hari pagi’
Beta lengah di masa muda,
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu, miskin harta.
Di Masjid
Kuseru saja Dia
sehingga datang juga
Kamipun bermuka - muka
seterusnya bernyala - nyala dalam dada
Segala daya memadamkannya
Bersimpah peluh diri yang tidak bisa diperkuda
Ini ruang gelanggang kami berperang
Binasa membinasa satu menista lain gila.