Rasaku kasihan, nelangsa, dan sedih, tetapi kesal pun merajai bersarang di hati,
Aku memukuli diriku sendiri dengan tatapan lugu dalam sepi, tersayat tepi belati,
Kutikam dengan kata-kata, tajam, pahit, terdiam, ia pun bagai tidak mengerti,
Semestinya tidak seperti ini, umpama kubisa, dan miskin memanglah menyakiti,
Segala kecanggihan teknologi, telah membutakan mata, hati, dan jiwa seakan musuh sejati,
Semua pendar dalam layar kotak, segala racun, angan-angan, mimpi kosong, membuat otakmu mati,
Lalu, masih dapatkah kau hirup udara pagi dengan semburat merahnya, tanpa tuts-tuts dan aplikasi? Kapan bisa berhenti? Menikmati ...
#sisi negatif teknologi
Depok, 11 Desember 2022
Baca Puisi Lainnya :
- [Puisi] Misteri Cinta - Najwa