Orang beriman harus patuh pada Syariat Islam, pokok syariat Islam adalah Sholat, tentu syariat yang lain juga harus dilakukan, namun sholat adalah ibadah yang setiap hari dilakukan. Karena sholat dilakukan setiap hari, kemudian kaum - kaum awwamin mengukur kadar iman seseorang dari sholatnya dan prilakunya (Akhlak).
Kaum awwamin selayaknya juga harus tau dimanakah tingkatan kadar keimanan mereka. Tidak melulu mengkodefikasikan iman seseorang. Syekh Nawawi Al Bantani berkata keimanan awwamin tetap dianggap Sah, Valid, dan Legal dalam Islam.
Berikut level iman yang dipaparkan Imam Nawawi Al bantani dalam kitabnya Syarah Kasyifatussaja.
- Pertama. Iman Taqlid, yaitu percaya dengan Argumen orang lain tanpa mengetahui Asas, kaidah, hukum, dalil, atau aksiomanya. Status iman yang seperti ini adalah sah, tetapi ia berdosa sebab tidak mengetahui dalil, yang seandainya ia sangat mampu untuk mendapatkannya.
- Kedua. Iman ‘Ilmi, yaitu mengetahui, memahami, dan mengerti atas akidah - akidahnya beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini disebut ilmu yaqin.
Untuk tingkatan satu dan dua ini, masih termahjub dari dzat Allah.
- Iman ‘Iyaan, yaitu hati fokus terhadap Allah. Rasa takut menjadikan Allah selalu ada di dalam hati, seakan-akan orang yang berada di tingkatan keimanan ini melihatnya di Maqom Muroqobah (Zona Supervisi hati). Status keimanan ini disebut dengan Ainul Yaqin.
- Iman Haq, yaitu hati melihat Allah. Tingkatan yang dikatakan oleh ulama, “Orang yang makrifat Allah dapat melihat-Nya dalam segala keadaan.” Tingkat keimanan ini berada di zona musyahadah dan disebut haq al-yaqin. Tingkatan ini menjadikan seseorang seakan tidak butuh dan tidak jauh dari selain-Nya.
- Iman Hakikat, yaitu amblas atau sirna bersama Allah dan mabuk kepayang sebab cinta kepada-Nya. Karenanya, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihatnya, seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya pantai sama sekali.
Tingkatan keimanan yang wajib dicapai seseorang adalah tingkatan pertama dan kedua. Menurut penulis, tingkatan pertama ini dimiliki oleh kaum awwamin, iya awwamin disini termasuk saya didalamnya, beruntungnya masih bisa merasakan surga meski selalu berbuat semaunya numpukin dosa. Sedang tingkatan keimanan ketiga, keempat, dan kelima adalah tingkatan keimanan yang khusus bagi para hamba-Nya yang Dia kehendaki.