Setiap manusia memiliki suka duka kehidupan
masing - masing. Ada yang manis dan ada juga yang pahit. “Manis” sangat
berdampak baik bagi kesehatan mental manusia. Tetapi tidak dengan
“Pahit”. Karena bagaimanapun kehidupan manusia tidak akan lepas dari
problematika hidup yang senantiasa menyelimutinya. Tantangan yang
dihadapi sangat beragam mulai keyakinan agama, sosial, ekonomi, politik,
kesehatan, bahkan romantik. Manusia senang untuk tetap segala sesuatu
yang mendatangkan kebaikan, ketenteraman dan kebahagiaan bagi dirinya.
Sebaliknya enggan terhadap segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit,
penyakit, dan bahaya lainnya. Problem kehidupan manusia harus mampu
dihadapi dengan cara - cara bijak dan dengan solusi yang tepat. Tantangan
tersebut membuktikan manusia mampu menyelesaikan dengan caranya yang
dapat mengantarkan proses pendewasaan diri.
Dilansir dari halodoc.com,
Fadhli Rizal Makarim mengutarakan bahwa kesehatan mental sama
pentingnya dengan kesehatan fisik, yang mana kesehatan mental mencakup
kesejahteraan, emosional, psikologi, dan sosial serta membantu
memutuskan bagaimana menghadapi stress, berhubungan dengan orang lain,
dan membuat keputusan. Sedangkan dalam kajian Islam, kesehatan mental
juga mencakup pada aspek spiritual.
Adapun
dalam buku Mental Hygiene, Kesehatan mental berkaitan dengan beberapa
hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani
keseharian dalam kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri
sendiri dan orang lain; dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi
berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil keputusan terhadap
keadaan yang dihadapi.
Pada
hakikatnya, usaha terbesar dalam menghindari terganggunya kesehatan
mental berawal dari mencintai diri sendiri. Kesadaran akan pemeliharaan
kesehatan mental itu perlu ditingkatkan, salah satunya dengan melakukan
konsep mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri atau yang lebih
dikenal dengan istilah self-love atau loving yourself memiliki arti
bahwa seseorang sudah berdamai dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri,
yang mana dalam mencapai kedamaian batin tersebut dibutuhkan cara
khusus yaitu bersikap hangat dan memelihara segala hal yang dirasakan
dalam diri.
Self love
bukan hanya tentang menyukai apa saja yang baru atau bisa kamu beli,
atau hal apapun yang terakhir bisa diraih oleh dirimu. Memang benar
hal-hal tadi lah yang bisa membuat dirimu lebih bersemangat dalam
menjalani hari - hari, tetapi apa sebenarnya yang dimaksud self love itu?
Mencintai
diri sendiri atau yang biasanya dikenal dengan istilah self-love
merupakan suatu kondisi saat seseorang bisa menghargai dirinya sendiri
dengan memberikan apresiasi ketika ia mampu mengambil keputusan di dalam
upaya perkembangan fisik, spiritual, dan psikologinya. Pada dasarnya
self-love adalah kemampuan seseorang dalam memberikan perlakuan terbaik
kepada dirinya sendiri dengan cara menerima kekurangan dan terus
berusaha memperbaikinya serta memanfaatkan kelebihan yang dimiliki
dengan sebaik mungkin, sehingga nantinya akan merasakan kepuasan hidup
melalui usaha-usaha yang telah dilakukan.
Menurut Erich Fromm, cinta
kepada orang lain berarti cinta kepada manusia, sehingga mencintai diri
sendiri adalah sebuah kebajikan, karena diri sendiri termasuk dari
manusia. Mencintai diri sendiri adalah menjadikan diri pribadi sebagai
objek mencintai dengan memberikan kepedulian, pemahaman, tanggung jawab,
dan menghargai diri sendiri, sehingga dapat meneguhkan kehidupan,
kebahagiaan, pertumbuhan, dan kebebasan.
Terdapat
beberapa aspek penting yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
menerapkan konsep mencintai diri sendiri. Aspek-aspek ini saling
berhubungan satu sama lain, sehingga semuanya harus diterapkan dengan
baik. Menurut Sarah-Len Mutlwasekwa, seorang advokat kesehatan mental
yang berasal dari Afrika menjelaskan bahwa aspek-aspek dalam self-love
terdiri dari empat macam, yaitu self awereness, self worth, self esteem,
dan self care. Penjelasan keempat aspek tersebut ialah sebagai berikut:
a. Self Awareness
Self
awareness atau kesadaran diri adalah keadaan dimana seseorang menyadari
segala proses berpikirnya. Maksud proses berpikir disini adalah pikiran
yang dimiliki seseorang, bagaimana pikiran itu dapat memengaruhi
emosinya, dan bagaimana emosi yang ditimbulkan memberikan pengaruh
terhadap tindakan yang diambil oleh individu.
b. Self Worth
Self
worth atau harga diri adalah keyakinan individu terhadap dirinya
setelah ia mengenal diri sendiri. Self worth ini merupakan kesadaran
seseorang bahwa dirinya berharga terlepas dari apa yang telah dicapai
dan kualitas yang dimiliki. Kemampuan ini muncul setelah menyadari
dirinya berharga dan tidak harus ikut standar yang ditetapkan orang lain
karena sudah mengetahui standar untuk dirinya sendiri.
c. Self Esteem
Self
esteem atau yang dikenal dengan penghargaan diri merupakan keadaan
dimana seseorang merasa puas dan nyaman dengan siapa sebenarnya dirinya,
dimanapun keberadaannya, hingga segala sesuatu yang dimilikinya.
Menurut Nathalie Branden, self esteem diartikan sebagai keyakinan
terhadap kemampuan diri dalam bertindak dan menghadapi tantangan hidup,
serta keyakinan bahwa setiap individu berhak bahagia, memiliki perasaan
berharga, layak, memungkinkan untuk menegaskan kebutuhan dan
keinginannya, serta menikmati hasil dari kerja keras yang dilakukan.
d. Self Care
Self
care atau perawatan diri merupakan tindakan yang dilakukan individu
guna menjaga kesehatan dirinya, baik fisik maupun mental. Tindakan yang
dilakukan ini merupakan perawatan yang dapat menambah energi bagi diri
sendiri sehingga apa yang terdapat dalam diri baik fisik maupun mental
berfungsi dengan baik. Hal sederhana yang termasuk dalam self care ialah
menjaga pola makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi serta
istirahat yang cukup.
Selain
empat aspek yang telah dijelaskan diatas, terdapat pendapat lain yang
dipaparkan oleh Nerisha Maharaj dan Kurt A. April di dalam artikelnya,
yang mana disebutkan bahwa aspek-aspek self love terdiri dari lima
macam. Pendapat ini didasarkan pada sistesis dan dekontruksi dari arti
self love yang ditinjau dari beberapa literatur, maka kelima aspek
tersebut ialah self knowledge, self acceptance, self being, self
transcendence, dan self renewal. Untuk penjelasan kelima aspek tersebut
ialah sebagai berikut:
a. Self Knowledge
Self
knowledge atau pengetahuan diri adalah pengetahuan individu terhadap
segala hal yang ada dalam dirinya sendiri. Pengetahuan diri menurut ilmu
psikologi ialah informasi aktual yang sebenarnya yang dimiliki
seseorang mengenai diri sendiri, dan yang termasuk ke dalam informasi
tersebut adalah keadaan emosi, kepribadian, pola perilaku, keyakinan,
pendapat pribadi, nilai, kebutuhan, kecenderungan, tujuan, serta
identitas sosial.
b. Self Acceptance
Penerimaan
diri atau yang dikenal dengan self acceptance adalah sikap menyadari,
mengakui, menerima, menghargai pencapaian dan keterbatasan diri serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang telah mengenal
segala hal dalam dirinya dan berlapang dada menerima tanpa menyalahkan
orang lain serta memiliki hasrat untuk terus berkembang, maka masuk ke
dalam self acceptance.
c. Self Being
Self
being merupakan kemampuan individu untuk melepaskan kebutuhan akan
pembenaran sosial dan untuk mengatasi ketakutan akan keterasingan dan
keaslian. Makna dari self being adalah keberadaan diri, ialah kesadaran
seorang individu bahwa dirinya adalah miliknya sendiri dan ia bisa
menjadi dirinya sendiri tanpa meminta persetujuan dan pengakuan orang
lain. Orang dengan self being yang baik akan berusaha bertindak sesuai
dengan apa adanya dirinya tanpa takut akan mendapat penolakan dan
diasingkan oleh orang lain.
d. Self Transcendence
Self
transcendence atau transendesi diri adalah sebuah proses yang dilakukan
individu untuk bergerak keluar dari diri dan terhubung dengan sesuatu
yang lebih besar dari diri sendiri. Melalui self transcendence,
seseorang akan mulai bergerak melewati apa yang sebelumnya telah ia
capai, dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi
lebih baik.
e. Self Renewal
Self
renewal atau pembaharuan diri adalah kemampuan untuk memastikan fisik,
mental, emosional, dan spiritual bisa mengalami pertumbuhan. Pembaharuan
terhadap diri sendiri dilakukan agar individu dapat menyempurnakan atau
memperbaiki diri menjadi lebih baik melalui belajar dan refleksi diri.
Untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembaharuan, maka
pengalaman-pengalaman yang telah dihadapi sebelumnya dapat dijadikan
pembelajaran agar kesalahan yang pernah dilakukan tidak akan terulang
kembali.
Dalam menerapkan
konsep self-love, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, baik dengan
diri sendiri ataupun dengan bantuan orang lain misalnya psikolog atau
psikiater. Cara-cara yang dapat dilakukan oleh diri sendiri dalam upaya
menerapkan self-love, di antaranya ialah sebagai berikut.
a. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
b. Tidak khawatir dengan pendapat orang lain.
c. Menjaga kesehatan tubuh.
d. Memaafkan diri sendiri dan orang lain.
e. Berteman dengan orang-orang yang memberikan pengaruh baik.
f. Bersyukur.
g. Bersabar.
Dapat
disimpulkan bahwa self love merupakan suatu kondisi dimana ketika kita
dapat menghargai diri sendiri dengan cara sering mengapresiasi diri saat
berhasil dalam mengambil keputusan dalam hidup seperti dalam
perkembangan spiritual, psikologis, dan juga fisik. Contohnya seperti
saat kita sudah berhasil menerima permasalahan yang terjadi, menerima
kekurangan yang ada dalam dirimu, fokus terhadap tujuan yang menjadi
pilihan hidupmu, selalu puas dengan sebuah pencapaian yang telah
dilakukan secara maksimal, dan lain sebagainya.
Ada
berbagai macam aspek mencintai diri sendiri, yaitu self awereness, self
worth, self esteem, self care, self knowledge, self acceptance, self
being, self transcendence, dan self renewal. Adapun langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam menerapkan konsep mencintai diri sendiri,
diantaranya berhenti membandingkan diri dengan orang lain, tidak
khawatir dengan pendapat orang lain, menjaga kesehatan tubuh, memaafkan
diri sendiri dan orang lain, berteman dengan orang-orang yang memberikan
pengaruh baik, bersyukur, dan bersabar.
Hal
itu semua akan berpengaruh baik bagi kesehatan mental seseorang dan
bagi kehidupan manusia. Sadari betul-betul bahwa berawal dari mencintai
diri sendiri untuk menjaga kesehatan mental itu penting. Namun bagi
orang yang tidak memiliki rasa self love dalam dirinya, cenderung akan
terus-terusan menghukum dirinya dan selalu berbicara negatif pada
dirinya sendiri sampai-sampai membuat dirinya susah dalam melakukan
pertumbuhan atau perkembangan dalam hidup. Kamu berhak untuk bahagia,
kamu berhak untuk melangkah, dan kamu berhak untuk berubah menjadi lebih
baik lagi.
REFERENSI :
- Vidya Fakhriyani, Diana. (2019). Kesehatan Mental. Pamekasan. Duta Media.
- Firdaus, A., Zubaidi, A., & Sapputri, A. (2021). Berdamai dengan diri sendiri, kapan ini dilakukan?.
- Afifah,
F. N. (2022). Mencintai diri sendiri dalam al-Qur'an dan implikasinya
terhadap kesehatan mental: analisis penafsiran ayat-ayat self-love
dengan pendekatan psikologi (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).
- Chelsea, M. (2021). Mengenal Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental. TarFomedia, 2(1), 54-58.
- Alisyahbana,
T. (2016). Membangun Mentalitas Cinta Melalui Mata Kuliah Ilmu Budaya
Dasar Dengan Nilai-nilai Islam Normatif. El-Ghiroh: Jurnal Studi
Keislaman, 10(1), 1-23.
Penulis :
Mutawarudin
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
Jl. Moh Noh Nur No. 112 Leuwiliang Bogor
Mutawarudin38@gmail.com