Setiap insan pernah atau akan mengalami "terluka"
Dulu di masa anak-anak, masa remaja, dewasa ini, atau bahkan di masa tua nanti
Memang, kata tersebut tak akan pernah terlewatkan dalam kehidupan seseorang
Entah terluka karena orang lain atau justru karena diri sendiri?
Yang jelas, pasti terluka karena sebab apapun itu
Namun, apakah layak hati ini terbelenggu terus-menerus dalam gelapnya luka?
Terperosok dalam jurangnya kepedihan?
Terombang-ambing di tengah lautan kesedihan?
Tentu tidak, hati yang terluka tak boleh dibiarkan begitu saja!
Tak boleh diabaikan dengan sendirinya!
Jika memang hati dapat memilih bahagia atau tidak, kenapa harus memilih sesuatu yang tak membahagiakan?
Kenapa tidak memilih hal yang membuat bahagia?
Wahai hati, tetapkanlah untuk memilih bahagia
Niatkanlah untuk memilih sembuh
Maafkanlah diri sendiri dan masa lalu
Maafkan dengan penuh penerimaan dan kesabaran
Hati ini terlalu rapuh, jika terus menerus menahan rasa perih
Hati ini terlalu sulit, jika selalu menawan rasa sakit
Tak baik jika terus menerus menyalahkan diri sendiri
Tak baik jika selalu memaksakan hati
Sekali lagi, maafkan agar muncul kebahagiaan
Garis waktu ini akan terus berlanjut
Berlanjut sampai nafas ini tiada dalam diri sendiri
Untuk itu, jalani saja skenario kehidupan dari Sang Sutradara dan diri ini sebagai aktor-Nya
Jalani dengan penuh harap dan selalu berusaha agar dapat meraih kebahagiaan di jalan-Nya
Karena pada akhirnya, di semua rasa "saya memilih bahagia."
———————————————
Mutawarudin
Bimbingan dan Konseling Islam
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
Jl. Moh Noh Nur No. 112 Leuwiliang Bogor
mutawarudin38@gmail.com