Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai bakat, anak berbakat, dan keberbakatan.
Anak yang memiliki bakat istimewa umumnya bukan hanya dapat belajar dan mengolah informasi secara lebih cepat dibanding dengan teman sebayanya, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya dalam menghadapi masalah yang sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menemukan ada 20 (dua puluh) ciri-ciri dengan masing-masing 5 (lima) ciri jika melekat dalam diri seseorang maka memiliki keberbakatan yang dianggap penting oleh guru di Indonesia. Adapun 20 ciri keberbakatan dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu kemampuan belajar, kreativitas, ciri pelibatan diri, dan ciri kepribadian. Ciri-ciri keberbakatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Daya tangkap cepat
1. Faktor Genetik
Sebagian para ahli berpendapat bahwa intelegensi dan kemampuan yang berkualitas adalah diturunkan, dan hal ini kurang dapat diterima di masyarakat yang memandang bahwa semua orang itu terlahir sama. Penelitian genetika perlaku menyatakan bahwa setiap jenis dalam perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifikan oleh gen/keturunan.
2. Faktor Biologis
Faktor biologis tidak dapat diingkari, karena faktor biologis yang tidak bersifat genetik dan sangat berpengaruh pada intelegensi adalah faktor gizi dan neurologik. Kekurangan nutrisi dan gangguan neurologik pada masa kecil dapat menyebabkan keterbelakangan mental. Studi dari Terman terhadap orang-orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan fisik seperti : tinggi, berat, daya tarik dan kesehatan, dibandingkan dengan mereka yang intelegensinya lebih rendah..
Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau bakat. Yang diwariskan adalah sekumpulan gen yang bersama dengan pengalaman-pengalamannya akan menentukan kapasitas dari intelegensi dan kemampuan-kemampuan lainnya (Zigler & Ferber, dalam Hallahan & Kauffman, 1994).
3. Faktor Lingkungan
Stimulasi, kesempatan, harapan, tuntutan, dan imbalan akan berpengaruh pada proses belajar seorang anak. Penelitian tentang individu-individu berbakat yang sukses menunjukkan masa kecil mereka di dalam keluarga memiliki keadaan sebagai berikut:
a. Adanya minat pribadi dari orang tua terhadap bakat anak dan memberikan dorongan,
b. Orangtua sebagai panutan
c. Ada dorongan dari orangtua untuk menjelajah bakat anak
d. Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi dan proses belajar awal lebih bersifat eksplorasi dengan bermain
e. Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor
f. Ada perilaku-perilaku dan nilai yang diharapkan berkaitan dengan bakat anak dalam keluarga
g. Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, memberi pengarahan bila diperlukan, memberikan pengukuran pada perilaku anak yang dilakukan dengan terpuji dan memenuhi standard yang ditetapkan
h. Orangtua mencarikan instruktur dan guru khusus bagi anak
i. Orangtua mendorong ke ikutsertaan anak dalam berbagai acara positif di man a kemampuan dipertunjukkan khalayak ramai Anak-anak yang memiliki potensi dikembangkan dan memiliki keluarga yang anak pad a disadari perlu perlu pen uh perhatian dalam memberikan rangsangan, pengarahan, dorongan, dan imbalan-imbalan untuk kemampuan mereka.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik tertentu menghasilkan lebih banyak anak-anak berbakat walaupun tingkat sosial ekonominya berbeda. Hal ini dikaitkan dengan mobilitas sosial dan nilai yang tinggi pada prestasi di dalam bidang-bidang tertentu yang ada.[2]
[1] Meity H. Idris, Anak Berbakat (Keberbakatan), Jurnal Pendidikan PAUD, Vol. 2, No. 1, (Januari: 2017), hlm. 41
[2] Meity H. Idris, Anak Berbakat (Keberbakatan), …, hlm. 41
_________________
Oleh: Rizka Awaliah
Mahasiswi PGMI Institut Ummul Quro Al-Islami