Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

GURU HARUS TAHU! Landasan, Jenis, dan Ciri Media Pembelajaran

Landasa, jenis dan ciri media pembelajaran
Landasan Penggunaan dan Jenis Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran telah lebih dulu dipahami sebagai sarana atau alat yang digunakan seorang pendidik untuk mengomunikasikan materi pembelajaran secara konkret sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Media pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu peran sebagai penarik perhatian (intentional role), peran komunikasi (communication role), dan peran ingatan/penyimpanan (retention role). Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

1.        Landasan filosofis
Terdapat pendapat mengatakan dengan digunakannnya berbagai media hasil teknologi baru dalam pembelajaran akan berakibat proses pembelajaran kurang manusiawi, hal ini dikarenakan munculnya anggapan bahwa penggunaan hasil teknologi baru dalam pembelajaran seolah memperlakukan peserta didik seperti robot yang dapat belajar sendiri. Pendapat lain membantah dengan menggunakan teknologi media pembelajaran dan mempunyai banyak pilihan sehingga dapat meningkatkan harkat kemanusiaan dan karakteristik mahasiswa. Pada hakikatnya kedua pendapat dalam landasan ini dikembalikan lagi pada pemikiran pendidik, atau dapat dilakukan penyesuaian dengan materi yang akan disampaikan.

2.        Landasan psikologis
Pemilihan media pembelajaran perlu memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Tujuan pemilihan media yang tepat adalah agar dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, terdapat pendapat para ahli berikut:
a.  Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.
b.    Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.
c.    Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan gambar dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).






3.        Landasan teknologis
Istilah teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengefektifkan proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran (pendidikan). Teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Proses belajar dilakukan dengan kesatuan komponen yang di dalamnya mencakup pesan, orang, media, bahan, dan latar.

4.        Landasan empiris
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Peserta didik dengan kencederungan belajar pada visual akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik ketika proses belajarnya melibatkan gambar, peserta didik dengan kecenderungan belajar pada audio akan memperoleh hasil belajar lebih baik ketika proses belajarnya melibatkan media suara, dan peserta didik dengan kecenderungan belajar audio-visual akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik ketika proses belajarnya melibatkan video.

Berdasarkan landasan penggunaan media pembelajaran di atas, pemilihan jenis media pembelajaran dalam proses Belajar Mengajar perlu mempertimbangkan 2 faktor utama dalam belajar, yaitu siswa dan materi pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran oleh pendidik tidak seharusnya acak atau menuruti kesenangan sendiri, melainkan perlu menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dengan tetap memperhatikan kecenderungan gaya belajar peserta didik, agar proses belajar mengajar berjalan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Media atau multimedia berpengaruh pada pembelajaran active learning (belajar aktif) dimana yang lebih berpengaruh pada active cognitive learning (kognitif) daripada behaviour activity (perilaku). Pembelajaran dengan activeinstructional method (game interaksi dan simulasi) dapat meningkatkan pemahaman terhadap tujuan dan hasil pembelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, diantaranya:
1. Tujuan: media yang dipilih hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Kegunaan: hendaknya dipilih ketepatan dan kegunaannya untuk menyampaikan pesan yang hendak dikomunikasikan/diinformasikan.
3. Tingkat kemampuan mahasiswa/peserta didik: media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa/peserta didik, pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok atau jangkauan penggunaan media tersebut.
4. Biaya: biaya yang dikeluarkan hendaknya seimbang dengan hasil yang diharapkan dan tergantung kemampuan dana yang tersedia.
5. Ketersediaan: apakah media yang diperlukan tersedia atau tidak?apakah ada pengganti yang relevan, direncanakan untuk perorangan atau kelompok?
6. Mutu teknis: kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak atau kurang jelas/terganggu sehingga mengganggu proses transfer informasi (tidak menarik dan kurang bisa dipahami).
Menurut Gagne ada beberapa faktor dalam memillih media:
1.        Rancangan pengajaran
2.        Tujuan yang ingin dicapai
3.        Karakteristik peserta didik
4.        Kepraktisan media.
Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan bulan dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu yang lebih singkat lima sampai sepuluh menit.

3.        Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja, sehingga media tersebut dapat digunakan untuk banyak kelompok di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama.

Pada jenjang Sekolah Dasar pemilihan media pembelajaran juga tidak lepas dari factor jenjang kelas peserta didik. Setiap media yang dilibatkan dalam proses belajar harus sesuai dengan umur atau kelas dan kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan atau memahami media yang dipilih.
 


Sumber:
Siti Nur Azizah, Media Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadits, Jurnal Literasiologi, hlm. 69
Rika Lisiswanti, dkk, Peranan Media Dalam Pembelajaran, Jurnal Kesehatan, Vol. VI, No. 1, 2015, hlm. 102-103
Andi Kristanto, Media Pembelajaran, (Surabaya: Penerbit Bintang, 2016), hlm 15
Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto. (2016). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. 84.
Putri Tipa Anasi, Media Pembelajaran, (Padang Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022), hlm. 9-11

_______________________________________________
Oleh: Rizka Awaliah
Mahasiswi PGMI Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
Diberdayakan oleh Blogger.