Adanya perbedaan pola pikir, cara bertindak maupun kemungkinan pengaruh karakter pada anak berbakat perlu ditangani dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memerhatikan pendidikan anak berbakat yaitu cara mendidik, membimbing, dan mengajar anak berbakat sesuai dengan kemampuannya.
Keberbakatan yang dimiliki seseorang hanya akan dapat berkembang baik jika lingkungan sekitarnya mendukung berkembangnya keberbakatan yang dimilikinya, sebaliknya seberapapun besar bakat yang dimiliki individu, akan tetapi lingkungannya tidak kondusif bagi berkembang bakatnya, maka bakat yang telah ada tidak dapat berkembang secara optimal.
Bahkan mungkin akan hilang begitu saja. Pada sisi ini, peran pemberian atau layanan pendidikan
pada anak berbakat, agar keberbakatan yang dimiliki individu dapat berkembang sesuai dengan
yang seharusnya. Meski anak berbakat terlihat memiliki ciri dan karakteristik berbeda, namun
permasalahan anak berbakat merupakan permasalahan yang komplek.
Baca Juga : Teach Like Finland Berkaca Pada yang Pertama
Hal ini dikarenakan setiap anak berbakat juga memiliki kemampuan, minat, dan kebutuhan yang berbeda. Maka diperlukan identifikasi untuk memecahkan permasalahan ini. Identifikasi dapat diartikan proses mengenali anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga diperlukan layanan berdiferensiasi agar mereka dapat berkembang secara penuh sesuai potensi yang dimilikinya. 7 Dalam identifikasi anak berbakat, ada dua langkah penting, yaitu penjaringan (screening) dan assessmen.
1. Penjaringan (Screening) Screening atau penjaringan dapat dilakukan dengan beberapa cara, berikut ini:
a. Nominasi guru Observasi guru memungkinkan evaluasi perkembangan sepanjang waktu. Guru dapat mempertimbangkan cara siswa memecahkan masalah, seperti juga mempertimbangkan jawabannya. Guru-guru dapat juga melihat bagaimana siswa menggunakan waktunya, dan bagaimana beberapa indikator keberbakatan yang telah dikutip untuk diterapkannya. Juga, meminta siswa lain menjawab siapa yang paling pintar dan paling membantu, di antara mereka dapat membantu guru dalam melakukan identifkasi.
b. Nominasi orangtua Orangtua dapat memungkinkan pemberian rekomendasi berdasarkan pengamatannya yang lama terhadap bakat yang dimiliki anak. Berkaitan dengan itu, orangtua dapat memperhatikan tingkat penguasaan anak dalam tugas intelektual, minat dan keingintahuan yang bervariasi. Pada kenyataannya, meminta orangtua untuk mempertimbangkan bakat anak adalah suatu cara yang baik untuk melibatkan orangtua dalam memberikan informasi yang sangat berharga bagi pemahaman anak yang lebih komprehensif.
c. Nominasi teman sebaya (peer nomination) Penunjukkan teman sebaya dapat memberikan informasi tentang keunggulan anak berbakat dalam sekolah, baik berkenaan dengan keunggulan bidang akademik maupun bidang non-akademik, terutama kemampuan anak memecahkan masalah, kemampuan kepemimpinan, dan sikap kejujuran anak.
d. Prestasi akademik anak Posisi anak pada saat diidentifikasi memiliki nilai informasi yang sangat penting, terutama berkenaan dengan kedudukan prestasi terakhir siswa, di samping sejarah prestasi akademiknya, maupun non akademiknya yang sangat terkait dengan keunggulan anak dalam kinerjanya.
e. Portofolio Kemajuan sepanjang waktu, yang disertai dengan prestasi keseluruhannya, dapat dinilai oleh pemantau bahan-bahan yang tersimpan dalam portofolionya. Ini memungkinkan evaluasi dalam berbagai bidang, seperti belajar yang memiliki gaya tertentu dan penggunaan pengetahuan. Selain itu bahwa portofolio memungkinkan kegiatan asessmen kreativitas siswa melalui unjuk kinerja dalam berbagai even yang telah terdokumentasikan. Untuk membantu dalam membakukan evaluasi portofolio, sekolah dapat mengembangkan suatu daftar kriteria untuk dipertimbangkan, seperti: kompleksitas penyajian.
f. Produk kerja atau Kinerja yang bagus sekali Selama dalam sejarah kehidupan anak, perlu terus ditelusuri produk-produk karya siswa berbakat, baik yang dihasilkan secara voluntir maupun hasil lomba, yang dibuktikan dengan piala atau piagam penghargaan. Karya - karya mereka dapat didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat dijadikan bukti sebagai karya-karya yang berprestasi untuk melengkapi bukti-bukti lainnya
g. Observasi Pengamatan terhadap perilaku anak berbakat, baik dalam kelas, maupun di luar kelas, terutama berkenaan dengan perilaku - perilaku yang menunjukkan kinerja baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok, keluarga, atau masyarakat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh konselor atau wali kelas yang memang bertanggung jawab dalam mendampingi kehidupan anak di sekolah
h. Mereview catatan siswa Siswa biasanya memiliki catatan pribadi. Melalui cara ini, dapat dilihat bagaimana catatan pribadi siswa tentang kegiatan di luar sekolah, misalnya, keanggotaan dalam suatu drama club, peran dalam kegiatan keluarga, dan serta peran dimasyarakat. Yang juga sangat penting adalah. Bagaimana dengan konsistensi prestasi di sekolah.
i. Tes kelompok (group test). Tes kelompok ini dilakukan untuk menambah informasi tentang anak, baik berkenaan dengan informasi inteligensi maupun bakat skolastik dan prestasi belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan tes inteligensi, tes bakat skolastik, maupun tes prestasi belajar.
Baca Juga : Krisis Metode Pembelajaran Hari Ini
2. Asesment/Test Berdasarkan hasil screening, maka selanjutnya dilakukan assessmen baik terkait dengan kemampuan kecerdasan umum, bakat skolastik dan bakat lainnya, maupun tingkat kreativitas dan komitmen akan tugas.
Untuk melakukan assessmen tersebut, digunakan tes dan instrumen terstandar, di antaranya digunakan tes inteligensi, tes bakat skolastik, tes bakat, tes kreativitas, dan inventory komitmen akan tugas. Sebagian besar tes tersebut lebih bersifat individual. Anak-anak berbakat yang diidentifikasi akan melalui serangkaian test yang terdiri dari:
a. Tes inteligensi kelompok
b. Tes pencapaian kelompok
c. Tes inteligensi individual
d. Tes pencapaian individual
e. Tes kreativitas
f. Tes kemampuan berpikir kritis
g. Tes khusus (seni, olah raga dan sebagainya).
Lingkungan memegang peran penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak berbakat. Dukungan, suasana yang nyaman dan aman, pemahaman, dan hal lainnya perlu diperhatikan. Dalam pendidikan formal, sekolah memiliki peran yang besar dalam mengembangkan keberbakatan anak.
Baca Juga : Guru Harus Tahu! Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini
Peran sekolah dalam pengembangan kreativitas anak berbakat perlu memerhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Karakteristik guru anak berbakat Semua anak di sekolah memerlukan guru yang baik, tidak hanya anak berbakat. Guru menentukan tujuan dan sasaran belajar, membantu dalam pembentukan nilai pada anak (nilai hidup, nilai moral, nilai sosial), memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau strategi mengajar, dan yang paling penting, menjadi model bagi prilaku bagi siswa.
2. Persiapan guru anak berbakat
a. Program bergelar
Program ini bertujuan untuk menciptakan guru atau tenaga pendidik yang dapat membimbing anak berbakat, guru ini perlu memiliki beberapa karakteristik berikut:
1) Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat
2) Mempunyai keterampilan dalam pengembangan kemampuan berfikir tingkat tinggi
3) Mengetahui tentang kebutuhan afektif dan kognitif dari anak berbakat
4) Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan anak berbakat
5) Mempunyai kemampuan untuk melakukan penelitian.
b. Pelatihan dalam jabatan
Pelatihan dalam jabatan dapat di berikan oleh sekolah, yayasan, dan sebagainya dan berbeda dari program bergelar dalam hal bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan - tujuan khusus.
3. Siapa saja yang dapat mengembangkan kreativitas berbakat Dalam program
pendidikan
keberbakatan yang komprehensif dipertimbangkan macam - macam tokoh yang
dapat menjadi guru anak berbakat dan mereka memainkan peran yang
penting dalam program anak berbakat.
a. Mentor pada anak berbakat
Mentor adalah orang yang dikagumi anak dan yang menjadi model peran dalam salah satu atau beberapa bidang kegiatan serta seseorang yang merangsang dan menghargai anak. Mentor berperan meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual anak. Sekolah dapat menunjuk salah seorang guru sebagai mentor pribadi ataupun menunjuk mentor sebagai nara sumber untuk melengkapi pendidikan anak berbakat. Seorang mentor haruslah Mempunyai keterampilan, minat, atau kegiatan khusus yang menarik minat siswa dan mampu membina siswa ke pengalaman pribadi yang bermakna. Boston (di kutip oleh sisk, 1987) menganalisis hubungan antara mentor dan siswa berbakat dan menyimpulkan program mentor dalam pendidikan anak barbakat haruslah berakar dalam belajar eksperimental dan melibatkan orang tua.
b. Psikolog
Psikolog dapat membantu dalam mengembangkan kesempatan pelatihan intensif untuk guru anak berbakat, dengan membantu guru lebih memahami sifat dan kebutuhan anak berbakat.
c. Konselor
Konselor dapat membantu siswa berbakat untuk belajar lebih memahami diri sendiri dan untuk pengambilan keputusan yang bijak, baik dalam menentukan mata pelajaran pilihan maupun dalam bidang pilihan karir.
4. Membangkitkan kreativitas di sekolah
a. Sikap guru
Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah dengan mendorong motivasi instrinsik.
b. Falsafah mengajar
Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.
c. Anak patut di hargai dan di sayangi sebagai pribadi yang unik
5. Pengaturan ruang kelas
Manfaat yang penting dari kelas terbuka adalah penekanannya pada pembelajaran yang individualizet. Anak akan belajar lebih baik jika tingkat dan kecepatan kurikulum di sesuikan dengan kekuatan dan kelemahan anak.
6. Strategi mengajar
Sedapat mungkin, berilah kesempatan kepada anak untuk memilih. Untuk itu, bagi mereka yang diidentifikasi memiliki keberbakatan, maka layanan pendidikan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Mengelompokkan pada kelas khusus, yaitu siswa yang diidentifikasi memiliki keberbakatan dimasukkan dalam kelas khusus, dengan para peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan yang sama. Adanya kemampuan yang sama ini akan menjadikan setiap individu dalam kelas tersebut merasa tertantang, dan pada akhirnya mereka akan menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Metode kelas khusus ini tentunya tidak memungkinkan dengan jumlah peserta didik yang banyak, tetapi terbatas pada anak-anak pilihan yang oleh Plato disebut sebagai "Men of Gold" Tentunya desain kelas khusus bukan hanya sekadar mengelompokkan anak gifted dalam kelompok yang sama saja, tetapi juga hams mendesain ulang model pembelajarannya, kurikulum yang digunakan, sistem evaluasi yang diterapkan, model pemberian tugas.
b. Program Akselerasi. Program akselerasi adalah memindahkan murid secepat mungkin sesuai dengan kemajuan belajar dan kemampuan yang dimiliki individu belajar. Pemindahan dalam proses ini memasukkan individu belajar pada kelas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Tentunya proses pemindahan ini dapat dilakukan jika telah terlebih dahulu dilakukan tes akademik pada peserta didik tersebut, sehingga yang bersangkutan dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Baca Juga : Sebuah Autobiografi Inu Kencana Syafi'i BONGKAR!
Terkait dengan strategi khusus untuk meningkatan perkembangan keberbakatan yang dimiliki nak-anak gifted ini, Ormrod (2008) mengajukan beberapa alternatif cara yaitu :
a. Berikan tugas-tugas yang terindividualisasi, yaitu tugas yang disesuaikan dengan kemampuan individual peserta didik;
b. Bentuklah kelompok belajar yang terdiri dan siswa-siswa yang memiliki minat dan
kemampuan yang serupa;
c. Ajarkan keterampilan kognitif yang kompleks dalam konteks mata pelajaran tertentu
d. Berikanlah kesempatan untuk melakukan kajian secara mandiri tentang satu topik tertentu;
e. Dorong siswa untuk menerapkan sasaran yang tinggi
f. Mencari sumber daya dari luar.