Usai
Oleh: Mutawarudin
Di keheningan malam, hatinya berkata,
Jejak-jejak perasaan yang pernah ada, kini terhapus usai,
Mulanya, ia terpaut dalam senyum manis dan kebaikan,
Namun, perasaan itu telah usai di sini, dalam lelahnya penantian dan rasa yang pada akhirnya tak terbalaskan.
Lukisan perasaan yang dulu terlihat jelas,
Kini pudar, menyatu dengan gelapnya malam,
Sebab insan yang pernah dicintai,
Ternyata telah memilih dan mencintai yang lain.
Kenangan menghilang dalam bayangan di malam yang tanpa sinar bulan,
Setiap kenangan manis dan kebaikan hangat,
Tetapi kini, dirinya membiarkan angin malam membawa perasaan,
Meninggalkan kehadiran yang perlahan tergantikan.
Hatinya yang dulu pernah bergetar,
Kini melangkah tepat, melewati gerbang yang usai,
Pada akhirnya, dirinya belajar bahwa cinta tak selalu terbalaskan,
Ada kala usai adalah pintu menuju kebahagiaan yang baru.
Perasaan yang berlarut-larut dalam bayang-bayang masa lalu,
Kini dilepaskan, seperti merpati yang diterbangkan lepas,
Ia tidak lagi termenung tuk kenangan yang telah berlalu,
Namun tersenyum tenang, menyambut mentari baru yang terbit.
Mungkin ada goresan kepedihan di dalam hatinya,
Namun, rasa itu membentuk kekuatan yang baru,
Ia juga kan membantu tuk perlahan menjauh,
Sebagaimana keiinginan insan itu.
Usai bukanlah akhir yang harus terus menerus kelam, melainkan proses menempuh lembaran baru,
Ia menemukan kebahagiaan dalam perjalan yang baru,
Hati yang pernah rapuh, kini mulai pulih,
Usai mencintai, ia menemukan keikhlasan dalam diri sendiri.
Puisi Lainnya :
______________________
Mutawarudin
Bimbingan dan Konseling Islam
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
mutawarudin38@gmail.com