Hari kelulusan adalah hari yang ditunggu tunggu oleh semua pelajar Dimana pun, baik itu di kawasan sekolah umum ataupun Pendidikan pesantren. Kelulusan memang sebuah prestasi yang membanggakan walaupun tidak menjadi wisudawan atau wisudawati terbaik, karna kalau seseorang itu lulus ia akan merasakan kelegaan atas perjalanan perjalanan rumit yang bisa terlewati.
Pagi ini lapangan dipesantren Assholach sudah terpasang tenda wisuda dan sudah banyak tamu undangan yang sudah hadir. Saka salah satu wisudawan tahun ini, duduk rapi bersama para wisudawan lain. Saka merasa lega dengan hari ini. Karna akhirnya perjalanan nya dalam menempuh Pendidikan dipesantren telah selesai. Dalam hati tidak menyangka kalua waktu berjalan secepat ini.
Dalam diamnya ia Kembali mengingat memori memori saat awal ia menjadi santrii hingga sekarang.
Baca Juga : Cerpen : Fatin Karya Maulidya
***
Pertama kali menginjak dipesantren ia tidak mempunyai teman sekampung dengannya, berbeda dengan santri lain yang mondok bareng bareng dan mempunyai teman yang satu kampung, jadi sudah saling kenal dan tidak merasa kesepian. Namun di saat seperti itu ia Kembali mengingat janjinya terhadap ibunya untuk tetap bertahan dipesantren ini selama satu bulan terlebih dahulu, kalua masih tidak betah ia boleh pulang dan berhenti modok.
“Assalamualaikum.” Ucap fardan salah satu santri baru juga.
“Waailkumsalam.”jawab saka.
“Kamu Namanya siapa.”
“Saka, kalau kamu.”
“Aku Fardan. Kamu kok bengong sendirian disini.”
“Iya. Masih belum ada yang kenal soalnya.”
"Oh..ya sudah kita berteman ya.”
“Boleh.”
Sejak saat itulah Saka mulai menemukan sedikit kebahagiaan dipesantren, Fardan teman pertamanya. Fardan sebenarnya punya teman lain yang sekampung denganya, mereka adalah anugrah dan raja. Namun saat melihat Saka sendirian ia mencoba berkenalan dan mengjaknya berteman.
Setahun pertemanannya dengan Fardan, anugerah, dan raja membuat saka menjadi lebih betah dan Bahagia hidup dipesantren ini. Ia merasa kalua mereka seperti orang orang baik yang dikirimkan kepadanya. Jika salah satu dari mereka ada yang sakit mereka akan saling membantu keperluan yang dibutuhkan dan bergiliran menemaninya.
Namun beberapa kemudian saat ada pertandingan sepak bola antar kelas ada sedikit permasalahan diantara mereka. Saka dan Fardan dikelas yang sama namun Anugerah dan Raja dikelas yangberbeda. Tepat saat babak penentuan juara 1 2 3 tim saka dan tim raja bertanding memperebutkan juara 1. Awal pertandingan semua berjalan denga naman dan lancer namun disaat menit terakhir tim raja panas karna kalah tiga kosong.
Tim raja mulai bermain kasar, mereka menjeggal salah satu anggota tim saka hingga cedera parah, saka marah dan tidak terima dengan permainannya tim raja, ia menantang anak yang menjeggal tadi. Hingga terjadi baku hantam, raja dan anugerah membela anggota yang dikebukin oleh saka, hingga akhirnya saka dikeroyok oleh mereka.
Keesokan harinya fardan menemui saka yang dirawat diuks pesantren.
“Ka, maafin raja dan anugerah ya, mereka saat itu refleks dengan kemarahanmu.”
“Mana ada teman mukul temannya sendiri. Jelas jelas timnya yang salah."
“Ya kalau kamu gk nantangin gk akan begii jadinya.”
“Saya tidak terima atas permainn mereka.”
“Iya sih, kamu masih marah ya.”
Saka terus diam menahan emosinya agar tidak meluap dihadapan Fardan. Ia mencoba menjaga persahabatannya dengan Fardan. Karna ia sangat baik terhadapnya.
***
Kenaikan kelas pun tiba mereka akan menginjak kekelas Sembilan, kini persahabatan mereka terpecah fardan dengan saka, sedangkan anugerah dengan raja. Saka sudah mempunyai lebih banyak teman lagi dan kini ia akan berusaha mendapatkan nilai terbaik agar bisa diterima di sma negeri kalua sudah lulus.
Dikelas Sembilan ini, murid murid akan di acak Kembali. Dan kebetulan Saka Fardan Anugerah dan Raja berkumpul menjadi satu dikelas yang sama. Pertemanan saka dengan Raja dan juga Anugerah masih belum membaik, ia masih canggung dengan mereka.
Beberapa bulan dikelas sembilan, perilaku murid murid sudah mulai berubah, ada yang dulunya diam sekarang sudah sedikit suka bergurau, begitupun dengan saka, ia dulunya sangat malas belajar tapi sekarang ia bertekad akan merubah hidupnya untuk rajin belajar.
Saat hari kelulusan sudah hampir seminggu, murid murid sangat merasa Bahagia dan lega, akhirnya bisa melewati masa masa sulit saat ujian, dan masa masa sulit mengerjakan tugas yang tidak sedikit. Pelatihan wisuda pun mulai dilaksanakan, dan kepala sekolah mengintruksi kepada murid murid kelas sembilan yang belum melunasi administrasi wisuda agar segerah melunasi administrasi wisuda secepatnya
Anugerah kebingungan mau mencari uang dimana, mau minta ke orang tuanya tidak mungkin, karna seminggu yang lalu ia sudah meminta ke ayahnya tapi ayahnya menjawab masih belum ada uang. Kini ia duduk ditaman pesantren merenungi kegelisahannya.
“Ada apa grah. Kok bengong sendirian.” Tanya saka yang tiba tiba menghampiri anugerah.
Anugerah menoleh ke arah saka,
“Kamu ngapain kok tiba tiba kesini.”
“Sebelumnya aku minta maaf grah, aku mau mengakhiri permusuhan ini. Aku mau bersahabat dengan kalian lagi.”
Anugerah dengan senyum mendengarkan perkataan yang diucapkan saka,
“Iya aku juga minta maaf. Mungkin sudah waktunya kita mengakhiri permusuhan,”
“Kamu lagi mikirin apa, cerita lah siapa tau aku bisa membantu.”
“Nggak enak sebenarnya akum au cerita ke kamu ka.”
“Cerita saja lah, tidak apa apa kok.”
Anugerah dengan berat hati menceritakan masalah masalahnya, ia memberitahu saka kalau ia kebingungan mau melunasi administrasi bagaimana, dan saka prihatin dengan keadaan anugerah saat ini. Ia pun berempati mau meminjamkan uang tabunganya kepada anugerah untuk melunasi administrasi tersebut.
“Emangnya kamu nggak lagi butuh uangnya ka,”
“Pakai saja lah dulu.”
“Terima kasih ka,”
Dan dihari wisuda mereka sangat merasa bahagia, akhirnya persahabatan yang dulu hampir hilang kini Kembali lagi, dan mereka akan berjanji akan berusaha memperbaiki diri satu sama lain, dan berjani tidak akan melakukan kesalahan kesalahan seperti kemarin kemarin.
***
Kini saka mulai sadar kalau memaafkan adalah sebuah jalan menuju kebahagiaan, ia sangat merasa bangga dengan kehidupanya dipesantren ini selama tiga tahun. Ia sudah banyak mendapat Pelajaran dan pengalaman, mulai dari kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan. Saka dan kawan kawanya akan melanjutkan dijenjang sekolah yang sama. Dan akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.