Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

6 Makhluk Allah Swt. yang Diangkat Derajatnya Karena Sifat Tawadhu'nya - Ahmad Royani Thiong

Sumber gambar : https://pixabay.com/illustrations/arabiccontest-garlands-ramadan-8557664/

Enam Makhluk Allah SWT Yang Diangkat Derajatnya Karena Sifat Tawadhu'nya*

Oleh: Ahmad Royani Thiong 

 

Tawadhu' berasal dari Bahasa Arab yakni  dalam Bahasa Indonesia menjadi bermakna ketundukan atau rendah hati. Asal katanya berasal dari 'Tawaadhu'atil Ardhu' yang berarti tanah itu lebih rendah dari tanah disekelilingnya. Memiliki sifat tawadhu berarti merasa diri kita sebagai orang biasa, walaupun banyak memiliki kelebihan. 


Jadi tawadhu' adalah perilaku manusia atau makhluk Allah SWT yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala. Atau arti  kata-kata yang sepadan dengan arti tawadhu' adalah rendah hati, tidak sombong. 


Atau tawadhu' adalah lawan dari kata sombong atau takabur.  Dan menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya semua berasal dari Allah SWT.


Dikisahkan bahwa ada enam makhluk yang diangkat derajatnya oleh Allah SWT di antara sesama makhluk-makhluk-Nya karena sifat tawadhu'nya.


Pertama, Allah SWT telah menyatakan kepada gunung-gunung lewat Wahyu-Nya. : " Aku akan menempatkan perahu Nuh as dan penumpangnya dari kaum mukminin di atas salah satu dari kamu!". Maka sementara gunung-gunung yang lain sombong dan tidak menyambut. Berkatalah gunung"Al-Judie". "Bagaimana aku dapat memperoleh penghargaan, sehingga Allah SWT berkenan menempatkan perahu Nuh as di atas puncakku!". Dan karena tawadhu'nya berlabuhlah perahu Nabi Nuh as di atas puncaknya. Sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an. Al-Judie adalah suatu gunung di Jazirah Timur Tengah dekat Maushil.

Baca Juga : Hakikat Manusia - Rizka Awaliah


Kedua, bertanya Allah SWT kepada gunung-gunung lewat Wahyu-Nya. "Aku akan berbicara dengan salah satu hamba-Ku di atas salah satu dari kalian, hai gunung-gunung!". Maka sementara gunung-gunung lain berdiam diri tidak menyambut tawaran dari Allah SWT karena sombong. Berkatalah Gunung Thuor Sina. "Siapakah aku ini sehingga Allah SWT akan menjadikan puncakku tempat bercakap-cakap dengan salah seorang hamba-Nya?". Dan karena tawadhu'nya terjadilah percakapan Allah SWT dengan Nabi Musa as di atas gunung Thuor Sina.


Ketiga, Allah SWT berfirman lewat Wahyu-Nya kepada ikan-ikan di laut. "Aku akan menyembunyikan salah satu hamba-Ku yang sholeh, Yunus as di dalam perut salah satu dari kalian, hai ikan-ikan!". Maka lain-lain ikan tidak menyambut karena sombongnya. Berkatalah salah satu dari ikan-ikan di laut dengan rendah hati. Yaitu ikan Paus Nun atau Huth. "Siapakah aku sehingga aku dapat kehormatan, perutku menjadi tempat persembunyian nabi-Nya?". Dan terjadilah yang demikian itu karena tawadhu'nya ikan tersebut. 


Keempat, Allah SWT Allah SWT menawarkan kepada burung-burung lewat Wahyu-Nya. "Aku akan menganugerahkan salah satu dari kalian sebuah dzat dan cairan yang mengandung obat bagi manusia". Maka berkatalah si Lebah. Sementara lain-lain burung dan serangga berdiam karena sombong. "Siapakah aku sehingga mendapat kehormatan itu?". Maka karena tawadhu'nya dikaruniailah dengan madu yang mengandung obat bagi manusia.


Kelima, bertanya Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as. "Siapakah engkau?". 

"Akulah Al-Khaalil. (Kekasih Allah SWT)". Sahut Nabi Ibrahim as.

Dan bertanya kepada Nabi Musa as.

"Siapakah engkau?"

"Aku adalah Al-Kaalim. ( Yang Berbicara dengan Allah SWT)". Jawab Musa as. 

Kemudian bertanya kepada Nabi Isa as. 

"Siapakah engkau?".

"Aku adalah Ruuhul-Qudduus. (Ruh  yang Disucikan)". Jawab Nabi Isa as. Dan tatkala bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. "Siapakah engkau?". "Aku adalah Al-Yatiim. (Anak yang ayahnya telah meninggal dunia)". Jawab Nabi Muhammad Saw . Maka karena sikap tawadhu' nya (rendah hati). Maka Allah SWT mengangkat derajatnya di atas semua nabi dan para pesuruh - Nya. 


Allah SWT berfirman.


"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia - Nya, hingga hati kamu menjadi puas" (QS: adh-Dhuha: 93:5).

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim? Lalu Dia melindungimu" (QS adh-Dhuha: 93-6).


Baca Juga : Jejak Langkah Kehidupan Imam Bukhari


Keenam, seorang mukmin yang rendah hati dan bertawadhu' karena Allah SWT dengan sujud dan tauhid. Dimuliakan oleh Allah SWT dengan membuka dadanya dan melapangkannya dengan Islam dan cahaya dari sisi - Nya.


Bogor, 15 April 2024.

Diberdayakan oleh Blogger.