Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Intelektualisme Kyai dalam Berpolitik yang Bermartabat

Sumber gambar : https://pixabay.com/illustrations/brain-think-human-idea-20424/

INTELEKTUALISME KYAI DALAM BERPOLITIK YANG BERMARTABAT

Moch. Karim Amirudin


Dalam ilmu tatanan kenegaraan, pemimpin merupakan sosok yang sangat diperlukan demi menunjang keberhasilan visi dan misi di sebuah negara. Keberhasilan tersebut di latar belakangi oleh karakter yang di miliki oleh setiap pemimpin , menurut ilmu kepemimpinan ada tiga rukun pokok yang harus ada pada sebuah negara. Yakni pemimpin, tempat memimpin dan yang di pimpin. Pemimpin berperan sebagai pengelola dan pengembang. Sedang tempat memimpin di gunakan sebagai tempat untuk ber-orasi dan aktualisasi nyata dari sosok pemimpin dan yang terakhir adalah yang di pimpin. ia akan memperoleh imbas baik dan buruk dari pemimpin dengan menganalisa kinerja dari pemimpin. Di negara Indonesia tercinta kita ini juga tak luput dari tiga hierarki tadi, yang di alih artikan. pemimpin yaitu presiden, tempat memimpin yaitu Indonesia dan yang di pimpin yaitu rakyat.

Baca Juga : Pengertian Modernisasi dan Globalisasi

Sesuai perjalanan waktu dan perkembangan literatur yang ada makna kepemiminan tidak lagi di maknai secara tekstual. Terdapat beberapa pengalokasian makna yang lain yang lebih berkembang. apa lagi era sekarang, kepemimpinan tidak luput dengan yang namanya politik. Bahkan politik sudah di katakan sebagai hal yang harus ada pada unsur kepemimpinan. Membahas tentang politik banyak orang yang mengklaim  sebagai monopoli pemimpin kepada para rakyat / masyarakat sipil. dalam artian politik merupakan bentuk pengakuan eksistensi pemimpin agar bisa di akui oleh khalayak ramai dengan cara-cara tertentu.

Berbagai cara yang di lakukan sosok pemimpin atau politisi inilah yang kadang kala menjadi pergolakan antar banyaknya orang yang mengakui kinerja politisi baik-baik saja dan ada juga sisi kiri yang meliputi orang-orang yang kontra dengan kinerjanya. ini merupakan suatu hal yang mendasar yakni terlaku seperti hukum adat di sebuah negara. Dengan berbagai janji yang di suguhkan olehnya dan pemberian-pemberian reward bagi orang-orang yang mendukung kinerjanya, politisi akan terus melakukan cara apapun demi namanya tetap berada di atas. Bagi yang berada di pihak kontra tidak akan bisa di iming-imingi dengan hal tersebut.

Baca Juga : Bijak Menanggapi Ketidak Terpilihan Pada Sebuah Kursi Panas Demokrasi - Jum Astuty Koltum

Dilema politik sekarang yang sangat kurang dalam kinerjanya dan sangat berkoar dalam janjinya menyebabkan beberapa pihak cendekiawan islam yakni kyai turun tangan ikut dalam berpolitik. Dalam kajian islam tekstual tidak lazim tokoh pemuka agama ikut nimbrung ke politik, namun keadaan yang membuat mereka ikut arus globalisasi. Kyai yang ikut dan berperan aktif dalam politik juga bisa di arahkan sebagai sarana dakwah. Jika di relasikan dengan kepemimpinan, kyai juga memiliki pengalaman organisasi yang tidak kalah power dengan politisi yang lain. Bukti mahakarya kyai sebagai bentuk kontribusinya dalam masalah politik ialah memimpin pondok pesantren. Hal ini merupakan dasar bagi kyai untuk menjadi sosok pemimpin yang lebih umum. secara mendasar, pondok pesantren dengan kepemimpinan dalam sebuah negara memiliki perbedaan yang mencolok yang mana pondok pesantren di dominasi oleh orang-orang yang memiliki satu keyakinan dan tujuan yang sama. sedang kepemipinan dalam sebuah negara memiliki keyakinan dan tujuan yang berbeda beda seperti asumsi yang berbeda dengan para organsme yang terlibat sehingga menimbulkan perdebatan yang saling mengungulkan satu sama lain, bukan dengan mufakat mencari progress yang baik. Dan mufakat inilah yang kemudian menjadi satu methode pengambilan kebijakan sistem pondok pesantren yang di terapkan oleh kyai.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Safawiyah di Persia

Untuk menanggapi asumsi yang salah mengenai kyai berpolitik dan untuk membenarkan kata “permainan politik kyai”, ajaran islam yang di sebut ajaran rahmatallil ‘alamin merupakan bukti konkret yang membentuk kepribadian kyai bermartabat dalam berpolitik. Berbagai polemik yang tersebar di Negara yang memiliki banyak agama seperti di Indonesia, salah satunya adalah masalah pluralissme. cara mengatasi masalah pluralisme ajaran islam memiliki sikap tasamuh atau toleransi khususnya toleransi beragama. Toleransi beragama merupakan bentuk sikap yang di ampu oleh kyai guna mensetarakan perbedaan. Selanjutnya, menanggapi word “permainan politik kyai” yang sudah terlaku di kalangan banyak orang. Interprestasi ini akan hilang dengan kinerja yang di lakukan kyai dengan bersudut pandang pada pondok pesantren yang di pimpin olehnya. Pondok pesantren bukan merupakan hasil permainan dari kyai akan tetapi merupakan buah karisma yang di miliki kyai dan intelektual yang tinggi serta di defend dengan ilmu politik yang berupa mempromosikan dengan jujur, sarana dan prasarana dan metode pembelajaran dengan di bantu media yang memadai.

Baca Juga : Apa Itu Kelompok Sosial?

Pembahasan ini merupakan bentuk pelurusan politik yang pelakunya kyai. Point yang bisa di ambil meliputi nilai-nilai islam yang menjiwai dalam diri kyai menjadikan buah hasil terciptanya lingkungan politik yang damai dan tentram dengan menjaga ukhuwah antar agama dan ras serta banteng akidah yang kuat bertindak jujur yang kepemimpinannya dengan bertendensi pada hadist:

كلكم راع ومسؤول عن رعيته  –  استمر الحديث

12 maret 2024.

Diberdayakan oleh Blogger.