MELURUSKAN LOGIKA MASALALU
Moch. Karim amirudin 1 A ULYA MUTAFAWWIQ
Pernahkah kita mengalami suatu kejadian memilukan, yang sampai saat ini masih tersimpan lengkap di memori pikiran kita…? Pernahkah kita mengalami tekanan bathin yang sangat kuat hingga kita tak bisa menghindarinya…? All right…. Jika kita pernah mengalami dan mengakuinya Itu adalah masa lalu kita. Pasalnya, kejadian yang menjadikan kebencian hidup kita berada pada fase keterbelakangan bahkan ada pula orang yang membenci diri sendiri ketika pernah melakukan suatu hal yang bodoh. Tindakan kita di masa lalu memanglah sangat berpengaruh bagi tindakan kita yang akan di lakukan di masa depan. Bila kita hanya berjibaku pada masa lalu kita dan hanya menghadirkan rasa sesal yang tiada habisnya, kita juga yang malah akan bobrok. Mengapa tidak, Kita yang menjadi subjek dari eksistensi masa lalu, kita juga yang kena batunya. Kita terbuai oleh reko doyo masa lalu sehingga kita bertindak ekspresif hingga rasis dengan sedih yang berkelanjutan hingga membanting piring – piring dan berujung thenger – thenger karena bekakas rumah pecah semua, apakah itu tidak lebih bodoh lagi….?. kita bertindak seolah – olah tak ada satupun orang yang memiliki masalah di masa lalu se – banyak yang kita alami, padahal banyak orang – orang di bawah stndart kita yang lebih bertumpuk – tumpuk masalah yang mereka ampu.
Baca Juga : Hindari Kebiasaan Salahkan, Omeli, Kritik dan Mencela
Logika masa lalu kadang kala masih di salah kaprahkan oleh kebanyakan orang yang mengalami hal yang sadis di masa lalu mereka. kebanyakan orang, menyikapi masa lalu mereka dengan bentuk penyesalan. Justru itu, kita yang memiliki masa lalu yang kelam, memiliki dosa besar di masa lalu, maka kita harus mengubah cara menyikapinya sehingga kita bisa menjadikan pelajaran guna mendesain masa depan yang lebih baik. Dan kita harus mangarahkan masa lalu bejad kita dengan bertaubat kepada allah swt.
Alkisah pada zaman dulu ada seorang perempuan yang menemui rasulullah saat beliu masih duduk di majlisnya perempuan itu berkata “ ya rasulallah, aku habis melakukan zina dan aku hamil, apakah aku masih bisa dapat ampunan dari allah”. Lantas rasulullah menjawab “kembalilah dulu ke rumahmu rawatlah bayimu hingga lahir, kemudian kembalilah kesini menemuiku lagi”. Langsung saja perempuan tersebut dengan ta’dim langsung melakukan apa yang di katakan rasulullah. Setelah berjalannya waktu akhirnya perempuan tersebut melahirkan. Dengan tergopoh – gopoh cukat tregginas ia menemui rasulullah lagi untuk meminta keterangan lebih lanjut atas apa yang telah diperbuat si perempuan. ia berkata ” ya rasulullah aku datang kesini untuk mendapatkan kabar baik darimu, aku telah membawa bayiku atas perintahmu”. Maka rasulullah menjawab ” rawatlah dia sampai ia baligh, lalu temui aku setelah itu”. Dengan cekatan dan penuh ta’dim perempuan itu kembali dengan perintah rasulullah.
Baca Juga : Pesantren dan Akulturasi Jawa - Moch. Karim Amirudin
Seiring berjalannya waktu akhirnya anak tersebut tumbuh dewasa. Perempuan tersebut kembali menemui rasulullah dengan membawa anaknya. Saat tiba di majelis rasulullah ia berkata “ wahai rasulullah, aku telah memenuhi janjiku dan engkaulah orang yang pantas menghakimi keadaanku sekarang “. Maka rasulullah menjawab “ wahai perempuan…. kau sangat tangguh menerima cobaan dan untuk yang terakhir aku akan menghakimu sesuai perintah rab-ku”. Dan akhir dari kisah tersebut. Atas kehendak allah dan keihlasan perempuan tersebut rasulullah meranjamnya hingga ia meninggal, kemudian rasulullah menyolati, mengkafani dan mengubur jenazah wanita tersebut. Seusai melaksanakan semuanya rasulullah bersabda kepada para shohabat yang ikut mengiringi jenazahnya “wahai umatku ketahuilah bahwa wanita ini adalah ahli surga” sambil meneteskan air mata haru.
Dari cerita tersebut banyak yang bisa kita ambil salah satunya masa lalu yang kelam. yang mana perempuan tersebut melakukan tindakan yang bahlul melanggar norma – norma agama secara totalitas tertulis dalam nas al –qur’an. Tapi yang menjadikan salut atas tindakan perempuan tersebut ialah adanya struggle untuk berbenah dan me –repair kesalahan di masa silam. Ia berusaha mencari informasi atas kebejadan-nya kepada baginda rasulullah dan rasulullah menyikapinya dengan sangat bijak dengan tidak langsung menghukumnya akan tetapi beliau menguji kesabaran dari perempuan tersebut dengan mengurusi anak hasil zinanya hingga baligh. Dan yang perlu kita ambil hikmah dari cerita tersebut ialah sikap teguh dan tegar dari perempuan itu mana kala ia sedang terpuruk di lembah dosa tapi ia tetap sabar dalam menjalankan perintah rasulullah dan ia tidak memandang masa lalu yang buruk melainnya ia hanya menjalankan perintah allah dan rasulnya.
Baca Juga : [Puisi] Bapak Guru Tiktok - Kotagu Hayatudin
Sahabat dan sahabati, kita hidup di dunia memang di skenario oleh allah untuk menjadi orang yang tangguh menghadapi cobaan. Tapi hal tersebut tidak menafikan sifat rohman dan Rahim allah sebagai tuhan. Dan yang harus kita perhatikan dan kita renungkan yaitu bagaimana kita mengalokasikan bentuk cobaan dari allah sebagai bentuk kasih sanyang allah kepada kita dengan cara men – tadabbur-I kesalahan kita di masa lalu dan berniat untuk membenahi dengan melakukan tindakan – tindakan yang terpuji. Insyaallah ‘amaliyyah mahmudah yang selalu kita istiqomahkan akan menjadi pelebur dosa dari ‘amaliyyah madmumah kita di masa lalu, kita harus yakin innallaha ma’ana.