Tentang Kita Yang Menjadi Kenangan
Aku berdosa,
telah mengotori aksara,
dengan darah dari luka,
yang kini terurai menjadi kata-kata.
Aku bersalah,
telah mencintai dengan tulus hingga bodoh,
sedang aku selalu resah.
Aku sadar,
bahwa setiap engkau berujar,
sering kau selip kelakar,
pun tawa mengelagar.
Aku benar - benar sadar,
bahwa rasa ini belum kelar,
akar - akarnya terus menjalar,
ke persimpangan jalan kenangan,
Dan aku dipaksa pulang kepada masa lalu.
Malaka, 11 April 2024.
Baca Puisi Lain Di Penadiksi :