Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Menumpas Pandangan Mata Jahat - Yohana Restu Wilistya

Sumber gambar : https://pixabay.com/id/illustrations/kucing-ikan-antik-penasaran-4637643/

Menumpas Pandangan Mata Jahat

Karya : Yohana Restu Wilistya


Mungkin tak asing bagi kita dengan istilah kata 'Ain' bukan? Bahkan kata istilah ini banyak kita jumpai di jejaring sosial media, beberapa buku psikologi. 


Konon katanya penyakit ain sangat berbahaya melebihi penyakit kronis lainnya dan juga media teluh. Namun kenyataannya kita pun mungkin pernah mengalaminya akan tetapi diri kita tak pernah menyadari akan hal itu. Pun demikian menurut wanacarita penyakit ain sudah ada sejak zaman para nabi dan juga zaman era kerajaan, dimana dikatakan penyakit ain itu tercipta dari pandangan mata jahat seseorang yang iri atau dengki pada seseorang sehingga menimbulkan dampak yang tidak baik bagi yang dibencinya. 


Kendati demikian diriku masih belum puas dengan pelbagai artikel, buku dan wacana yang membahas tentang penyakit ain. Hingga pada akhirnya aku dipertemukan dengan Anita seorang wanita yang pernah mengalami pandangan mata jahat dari seseorang yang iri hati padanya. 


Di senja yang cerah dengan berhiaskan sedikit awan jingga kebiru-biruan dibawah harum aroma khas bunga melati di teras rumahku yang diterpa angin sepoi-sepoi, aku tengah duduk santai sembari menikmati secangkir teh melati bersama dengan sahabatku Anita. Kami kerap berbincang-bincang ringan bahkan jangka panjang setiap kali kami sedang bertemu. Kali ini kami baru sempat bertemu setelah sekian lama dikarenakan Anita sudah menikah 3 tahun lalu sementara diriku masih berstatus bertunangan. 


Disela-sela obrolan nostalgia kami senja itu tiba-tiba aku membaca sebuah artikel di sosmed ku mengenai penyakit ain, sontak aku pun mengernyitkan dahiku dan dengan ekspresi penasaran sehingga membuat Anita bertanya-tanya keheranan.

Baca Juga : [Cerpen] Suzan : Cinta Ayra - Yantea


"Ada apa Nat?" tanya Anita heran.


"Eum...enggak cuma lagi baca-baca aja nih ada video lewat tentang penyakit ain di fb ku." ujarku sekenanya.


"Oh...kirain kenapa tadi..." sahut Anita mengangguk paham.


"Hehehe...eh...by the way kamu tahu gak apa itu penyakit ain? Aku sering banget akhir-akhir ini nemuin video juga artikel yang membahas penyakit ain tapi ya entah penyakit jenis apaan sih itu?" tanyaku nyerocos.


"Hm....jadi penyakit ain itu ya Nat itu tuh penyakit yang ditimbulkan dari perasaan iri, dengki, benci atau bahkan orang yang terlalu mengagumi orang lain nah dampak buruknya itu ke kita yang dibenci itu misalnya aja ya kamu diem-diem nyimpen rasa iri ke aku terus kamu pendem dalam hati tapi kamu bener-bener iri pengen berada di posisi ku tapi kamu gak mampu akhirnya kamu sering ngebatin yang jelek-jelek tentang aku semoga si Anita menderita semoga dia mengalami apa yang aku gak bisa dapetin semoga dia kehilangan apa yang dia sayang nah akhirnya terjadi lah dampaknya ke aku apa yang kamu ucapkan dalam hati itu, gitu deh kira-kira soalnya aku udah ngalamin sendiri beberapa bulan lalu aku keguguran itu karna saking senengnya aku bakal jadi ibu akhirnya aku pos hasil testpack ku di whatsapp nah 5 minggu kemudian aku mengalami keguguran kata nenekku itu terjadi karena pandangan mata jahat dari seseorang yang gak suka dengan kehamilan aku apalagi seharusnya jangan sampe semua orang tahu kalo hamil diusia muda akibatnya fatal tapi ya sudahlah mungkin memang sudah takdirku."ujar Anita panjang lebar.

Baca Juga : [Cerpen] Aku dan Sebuah Kekurangan - Hikari Fadilah


"Oh jadi seperti itu ya An, kalo gitu berarti kita gak boleh dong asal-asalan posting mengenai apapun tentang kita yang bersifat privasi? Ih...aku jadi takut tahu gak sih An apalagi aku sering banget posting mengenai diriku foto-foto ku di sosmed terus gimana dong?" ujarku sedikit cemas.


"Iya Nat, nah hayo loh... Saran aku sih mulai dari sekarang kamu hapus-hapus aja deh semua postingan mu di sosmed mu terus kamu kunci sosmed mu terus jangan terlalu nyinyir juga di sosmed bahaya itu sangat memancing lho kamu kan suka koar-koar disosmed kalo kamu lagi disakitin orang nah saran aku mulai dari sekarang kurang-kurangin deh terus kalo bisa selalu banyak berdoa untuk perisai diri mulai aktif meditasi lagi InsyaAllah kamu pasti terhindar dari ain. Kamu juga harusnya sadar diri kalo kamu sebenernya juga udah kena ain Nat cuma kamu gak sadar malah kamu memancing orang untuk membicarakan kamu yang enggak-enggak." ujar Anita nyerocos.


"Hmmm...ok deh ntar malem aku hapus-hapus semuanya, tapi aku kesel tahu gak pengen segala unek-unek ku tuh terkeluar kan gitu nah istilahnya aksi protes ke mereka yang kerap ngomongin aku yang buruk-buruk gak sesuai dengan fakta yang ada jadinya ya aku koar-koar dong di sosmed soalnya aku pengen adanya sebuah keadilan gitu." ujarku dengan ekspresi kesal setengah menggerutu dan emosi yang mulai setengah meledak.


"Ya kalo saran aku sih itu tadi ya Nat kalo kamu memang mau terhindar dari penyakit ain tapi kalo kamu gak mau terima saran dari aku juga gak apa-apa semua juga demi kebaikan kamu. Lebih baik kamu curhat ke buku diary atau orang terdekat kamu ya kayak aku ini gak usah koar-koar disosmed bahaya Nat..." ujar Anita menasehatiku dengan penuh keibuan.


"Ok deh An makasih banyak ya sarannya, kamu memang sahabat aku yang paling bisa memahami aku." ujarku sembari memeluk Anita dengan penuh kasih sayang layaknya seperti kakak beradik.

Baca Juga : [CERPEN] Steva Oh Steva - Fathul Mubin


"Iya hooh pokoknya sayang kamu sahabat terbaikku selamanya..." ujar Anita membalas pelukanku dengan hangat.


Alih-alih memang aku kerap merasakan gejala-gejala penyakit ain dimana menurut wacana yang ada gejala penyakit ain itu timbul dengan adanya rasa pusing dikepala yang berpindah-pindah, sering panas secara tiba-tiba, jantung yang berdebar lebih kencang dari biasanya secara tiba-tiba, perasaan cemas tak menentu yang entah disebabkan oleh apa, kulit wajahku yang terlihat agak kusam, dan juga berat badanku yang kian menurun drastis tidak bisa gemuk. Namun diriku tak pernah menyadari akan hal itu. Hingga pada akhirnya dari perbincangan ringan ku dengan sahabatku Anita aku pun mulai mendapatkan banyak solusi darinya untuk menghindari adanya penyakit ain. 


Maka tak heran apabila membaca wacana yang ada di jejaring sosial media banyak korban penyakit ain yang semula nya berparas cantik dan tampan namun setelah terkena gangguan ain wajah beserta tubuhnya berubah drastis menjadi seperti mayat hidup dimana kulit tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang mata yang melotot seperti akan keluar sehingga tak bisa kita bayangkan bukan betapa berbahayanya penyakit ain bagi diri kita karena penyakit ain bekerjanya melebihi santet atau teluh dimana hanya karena rasa iri, dengki, benci sehingga menimbulkan dampak yang buruk bagi kita bahkan bisa menimbulkan kematian apabila tak ditangani segera melalui jalur rukiyah diri menurut kepercayaan agama Islam dan untuk kepercayaan lain dengan cara di doakan kemudian dimandikan dengan air yang sudah di doakan oleh ahli agama di agama masing-masing. 


Tak jarang banyak orang yang menjadi korban penyakit ain yang pada akhirnya meninggal dunia dikarenakan mereka tidak sadar diri dan tak berupaya untuk sembuh walaupun sudah berobat kesana kemari namun tetap tidak sembuh dikarenakan banyak kalangan yang mengatakan bahwa penyakit ain tiada obatnya. Dikarenakan pengetahuan mengenai penyakit ain masih begitu sempit sehingga banyak kalangan yang mengatakan demikian padahal penyakit ain bisa diatasi dari diri kita sendiri dan melalui jalur doa pembersihan diri menurut kepercayaan masing-masing seperti halnya diriku yang pada akhirnya memohon diri untuk di lakukan doa pembersihan oleh pendeta di gereja kami 2 tahun yang lalu dan kini aku pun terlepas dari ancaman penyakit ain dikarenakan mengikuti saran dari sahabat baikku Anita. 


Teruntuk kaula muda masa kini berbijak-bijaklah engkau bermain sosial media dikarenakan penyakit ain banyak timbul dari sosial media walaupun tak jarang jua timbul dari dunia nyata terutama dari orang-orang terdekat kita. Dikarenakan manusia lain dihati lain dibibir, rambut sama hitam namun isi hatinya tak sama. Sama halnya dengan perumpamaan "Dalamnya lautan dapat diukur akan tetapi dalamnya hati siapa duga siapa sangka..."

Baca Juga : [Cerpen] Membias Samar - Daypen


Maka dari itu kawan mulai dari saat ini berbijak-bijaklah bersosmed, berinteraksi dengan orang sekitar jangan terlalu terbuka, bertemanlah ala kadarnya "Dekat jangan terlalu dekat, jauh pun jangan terlalu jauh", jaga lisan juga tulisanmu sebagaimana seharusnya jangan sampai menyakiti seseorang.

Diberdayakan oleh Blogger.