Tetesan Air Mata
Karya : Efridus Rebo Ona
Asap membumbung langit biru yang cerah,
Kita semua telah melihat itu,
Daerah kesayangan kami telah direnggut,
Dalam kesengsaraan mataku menatap,
Angin terus meliuk,
Petir terus menyambar,
Hujan terus berguyuran,
Di atas jembatan kami terus bercanda tawa,
Tak ada orang yang menghalangi,
Hanya kamu yang dapat menghantarkan,
Ya sudah kukatakan, ini bagai tanah yang tandus merindukan air,
Di sana hanya meninggalkan jenazah yang berlumur darah,
Takku sangkah, inikah arti mutlak?
Sejak fajar menyingsing kitapun terus bersama,
Hanya sebilah bambu yang membatasi kita,
Waktu itu, di bawah terik matahari,
Jangan seperti bulan dan matahari yang tidak pernah bersatu,
Kami semua telah mengingat itu,
Kata-kata telah sampai kemana-mana,
Bahkan bangunan pun runtuh mendengar itu,
Kini hanya puing-puing bangunan yang terpisah.
Nagerawe 2023.