Kekasihku Tak Kunjung Melihatku
Karya:
Sepoh-sepoh angin terasa berat, hati terasa terpaksa menerima kebenaran itu. Hari-hari terasa milik seorang diri.
Aku, telah di tinggal oleh kekasihku. Kini kuterima itu semua, keluh kesahku untuk diriku seorang.
Dia, menyampaikan kabar bahagia bahwa dirinya telah diterima di perkerjaan lumayan besar gaji, kehidupan seolah-olah mewah terhadap dirinya.
Kami melakukan chattingan disebut dengan LDR-an. Selama chattingan begitu lama, mendekati 2 tahun.
John adalah nama kekasihku dan aku adalah Ceny. Kami, dulunya sering bertemu tanpa ada dusta, kesaksian bisu membuat kami bertahan.
Orang tuaku, bekerja sebagai seorang Petani. Mereka tinggal di desa. Lumayan cukup jauh dari kota.
Pertemuan aku bersama kekasih ku cukup singkat selama satu tahun. Tapi, itu berakhir saat kami LDR-an.
Tanpa ada chattingan lagi, aku menghubungi. Namun, hasilnya nihil, berusaha mengirim surat melalui pos terdekat.
Beberapa hari, tidak ada balasan. Aku berpikir:"Apakah dia sudah tidak merindukan aku lagi".
Telepon berdering Terus-menerus, tetap saja nihil. Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjungi kota dia berada.
Selama 3 jam, menaiki bus. Tubuhku terasa sakit, ingin kumencari kost-an terdekat.
Tanpa kusadari aku melewati mobil, itu adalah John. Dia bersama perempuan lain.
Melihat itu aku tetap menahan untuk tetap tidak menangis. Hati kecil berkata:"Jangan menunggumu saja, menantimu bertahun-tahun aku tetap menjaga hatiku".
Aku menemukan kost-an lumayan deket dengan pasar, bisa menemukan sayur-sayuran, ikan, buah-buahan dan juga kaos oblong.
Tetap aku merasa tak menerima keadaan ini, aku bekerja dan mendapatkan sedikit uang. "Ya cukup-cukup untuk kebutuhanku" Seru hatiku.
Hari-hari berlalu aku menabung dan tanpa tak disengaja aku kepasar bertemu dengan John. Aku berusaha tetap tenang dan menghampiri.
"John, tunggu" Teriakku.
John menoleh, perempuan itupun menoleh.
"John, aku akhirnya menemuimu" Kataku.
"Terimakasih, tapi maaf saya tidak mengenalmu" Jawabnya.
Aku menurunkan suara ku dan berkata:" Terimakasih kembali, aku pamit ".
Sesaat hatiku berubah, tangan berkeringat, tangisan mulai deras.
Akhirnya, aku memutuskan untuk menghapus kenangan itu, dan menjadi motivasi untuk tidak percaya terhadap laki-laki brengsek.
________________________________
Baca juga karya penadiksi lainnya:
- [Cepern] Aksara Hati Sang Pengair - Dyramift Dyra
- [Cerpen] Tidak Mengobati, Namun Menambah Luka di Hati
- [Cerpen] Suzan: Cinta Ayra - Yantea
- [Cerpen] Aku dan Depresi - Ainur Hasanah