Lusa dan Elegi
Karya: Santaeri
Terhuyung dalam pendar selaksa tak berjelaga.
Kadang sadar dan terbangun dalam rasa bersalah.
Menukik menembus angkasa itulah sebuah prasangka.
Habis lelah terbakar asa yang menyerupa.
Apa kau dan aku masih seperti sebuah embun Yang sejuk namun cepat berlalu,
Serta hadir dengan keegoan semu.
Benar....
Tak ada yang akan benar peduli pada perasaan biadab ini
Dicaci dan dimaki adalah kehidupan yang abadi.
Lusa dan elegi
Memuakan dimakan kelam dan kebiasaan.
Sudah lelah menyumpah serapah memerangi ego dan kesalnya jiwa.
Marah-marah mencoba selembut sutra.
Lusa dan elegi
Jengah meludah menjilat segala kata
Bagaikan angin sejuk yang berlalu mesra oleh kata.
Terpesona pada kebodohan manusia.
Selamat menikmati,pekan ini mengulang waktu yang aneh lagi.
Belinyu 4 mei 2024
______________________
Baca juga karya penadiksi lainnya:
- [Puisi] Lekas Sembuh Lukaku - Salmawati
- [Puisi] Pagi yang Kocak - U. Gunawan
- [Puisi] Hujan dan Rindu - Dini Fadillah
- [Puisi] Suasana Pagi - Starmutic_IR