SEMINAR NASIONAL IUQI HARLAH KE-7: MERAJUT ASA DENGAN PENA
Beberapa waktu lalu Minpena menghadiri sebuah seminar nasional yang diadakan di Institut Ummul Quro Al-islami Bogor. Seminar Nasional ini diadakan dalam rangka memperingati tahun kelahiran IUQI yang ke-7. Dalam seminar nasional ini IUQI menghadirkan Habiburrahman El Sirazy sebagai narasumber dengan tema yang bergitu menggugah yaitu Merajut Asa dengan Pena.
Kang Abik – begitulah beliau biasa dipanggil – membagikan banyak sekali ilmu kepenulisan, mulai dari cara menghidupkan tokoh hingga bagaimana beliau merancang sebuah cerita. Dengan gaya penyampaiannya yang khas, Kang Abik tidak melepaskan nuansa dakwah dalam setiap ilmu yang beliau bagikan. Setiap materi yang disampaikan selalu diselipi dengan ajaran agama dan peristiwa islami yang menyentuh jiwa.
Seperti seminar pada umumnya, akan ada sesi tanya jawab antara narasumber dan pendengar. Pada bagian ini terdapat pertanyaan yang umum ditanyakan bagi para pejuang literasi, yaitu apa sebenarnya definisi menulis dan bagaimana menjadikan kegiatan menulis dan membaca sebagai kegiatan yang menarik, tidak membosankan, dan dapat konsisten menjalaninya? Setidaknya seperti itulah pertanyaanya.
Dengan luwes Kang Abik menjawab bahwa kita definisi menulis sangat banyak. Jika ingin definisi secara formal dapat dilihat pada KBBI, menulis adalah kegiatan merangkai kata menjadi sebuah kalimat. kang Abik menambahkan bahwa kita perlu medefinisikan arti menulis dan membaca secara pribadi.
Setiap kata yang beliau sampaikan sangat bermakna dan begitu menyentuh hati para pegiat literasi. Dalam seminar ini pula Kang Abik membagikan tips atau hal yang perlu dilakukan untuk menjadi penulis yang andal. Tentu setiap penulis memiliki pendapat tersendiri, tapi Kang Abik menyebutkan beberapa hal yang dapat kita lakukan dan mungkin dapat kita coba untuk menjadi penulis yang luar biasa seperti beliau:
1. Carilah Role Model
Role model disini adalah penulis yang menjadi panutan. Siapa penulis yang kamu sukai? Jenis karya seperti apa? Cari tahu segala hal yang berkaitan dengan role model tersebut.
2. Mulai dengan menjadi Copy Writer
Copy Writer atau teknik meniru dilakukan dengan kita menirukan gaya penulis, gaya bahasa, maupun hal-hal terkait kepenulisan dari karya penulis yang disukai. Pada tahap ini kita perlu meniru semirip mungkin dengan karya yang dibuat oleh penulis yang diidolakan.
Pengggunaan teknik meniru ini telah lama digunakan dan dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari melalui bagaimana interaksi seorang anak dan orang tua terjalin. Seorang anak merupakan peniru yang andal, begitulah kiranya. Maka dalam hal menulis, terutama bagi penulis pemula kita perlu merasa menjadi seorang anak yang selalu butuh bimbingan dan akan meniru apapun yang orang tua lakukan. Hal ini dilakukan untuk merangsang kebiasaan menulis, dengan rangsangan ini penulis pemula akan berlatih untuk menuliskan karya.
Baca Juga : Kajian Barat Terhadap Hadis (Michael Allan Cook)
3. Mendalami peran
Maksud mendalami peran
disini, mulailah untuk mempelajari bidang yang disukai secara mendalam.
Misal kamu menyukai karya berbentuk puisi, maka pelajari hal-hal yang
berkaitan dengna puisi mulai dari penulis dan karyanya, gaya
penulisannya, hingga gaya bahasa yang harus digunakan. Selain itu jangan
lupa untuk banyak membaca, dengan begitu referensi dan kosa kata dapat
terus bertambah.. bahan bacaaan sebaiknya disesuaikan dengan keilmuan
yang diminati, namun tidak menurup kemungkinan bahwa kita juga boleh
membaca diluar keilmuan yang ingin didalami untuk menambah
wawasan.
4. Carilah Inspirasi
Berlatih meniru karya dari role model tentu tidak berarti kita harus meniru karyanya selamanya, ketika dirasa mulai terbiasa dengan kepenulisan maka mulailah mencari inspirasi dan tulislah karya sendiri. jangan menjadi plagiator abadi, karena tujuan seorang penulis adalah menghasilkan karya bukan menirukan karya. Inspirasi ino berupa al-hal yang mendorong atau merangsang konsep, topik, tema, dan hal-hal yang berkaitan dengan karya yang akan di tulis. Maka diperlukan imajinasi dan referensi untuk membuat karya tersebut. Jadi sudahkah kamu menemukan inspirasi? Kurang lebih itulah yang beliau sampaikan, dalam hal ini yang perlu dtekankan adalah temukan motivasi internal yang akan terus membimbingmu dalam membuat karya.
Penulis : Rizka Awaliah.