Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Penjelasan Kitab Al-Manzhumah Al-Baiquniyyah Karya Syekh Umar / Thaha bin Muhammad bin Futuh Al-Baiquni : Bismillahirrahmanirrahim

Kitab al-manzhumah al-baiquniyyah karya syekh thaha bin muhammad bin futuh al-baiquni

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

            Lafal basmallah adalah suatu lafal yang istimewa. Seseorang yang mengucapkan lafal basmallah insyaallah akan mendapatkan banyak keistimewaan. Penulis atau mushannif kitab Manzhumah al-Baiquniyah yaitu Syekh Umar atau sebagian menyebutnya Thaha bin Muhammad bin Futuh al-Baiquni seorang ahli hadis yang wafat tahun 1080 H/1669 M, memulai tulisannya dengan basmallah. Dalam sebuah penafsiran, disebutkan bahwa maksud al-Rahmaan dalam lafal basmallah adalah Maha Pengasih. Yaitu Allah Swt. Maha Pengasih untuk semua makhluknya, baik untuk manusia, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Maha Pengasihnya Allah Swt. juga tidak hanya kepada orang – orang muslim dan saleh, tetapi kepada orang – orang non-muslim dan durhaka pun Allah Swt. tetap limpahkan kasihnya. Mereka tetap diberikan makan, minum, rezeki dan kesenangan dalam kehidupan didunia. Adapun maksud al-Rahiim, adalah Maha Penyayang. Yaitu Allah Swt. Maha Penyayang khusus untuk makhluk yang taat kepadanya. Salah satu bentuk Maha Penyayangnya Allah Swt. adalah janji kebahagiaan akhirat bagi hamba – hamba yang taat kepadanya. Jadi bagi orang – orang yang taat kepada Allah Swt. selain Allah Swt. limpahkan kasihnya di dunia, Allah Swt. juga limpahkan sayangnya di akhirat..

            Dalam penafsiran lain, disebutkan bahwa makna lafal basmallah adalah dengan menyebut nama Allah Swt. yang memberikan nikmat besar di dunia dan nikmat kecil di akhirat. Maksudnya adalah nikmat besar di dunia karena besarnya jumlah orang – orang yang mengejar dan diberi kenikmatan tersebut, padahal pada hakikatnya nikmat didunia sangatlah kecil. Adapun maksud nikmat kecil di akhirat adalah karena sedikit dan kecilnya jumlah orang – orang yang mengejar dan diberi kenikmatan akhirat. Padahal secara hakikat, kenikmatan akhirat sangatlah besar dan tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Namun, untuk mencapainya tidaklah mudah. Hanya orang – orang yang beriman dan taat kepada Allah Swt. sajalah yang akan mendapatkannya.

            Dalam Al-Qur’an lafal basmallah selalu ditulis pada awal setiap surat, kecuali surat Bara’ah atau Al-Taubah. Selain itu, dalam Al-Qur’an surat Al-Naml ayat 30, Allah Swt. berfirman bahwa Nabi Sulaiman a.s. menulis lafal basmallah dalam suratnya untuk Ratu Balqis.

اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

            Artinya : “Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”.”

            Dalam hadis Nabi Muhammad saw. yang tercantum dalam kitab Kasyifatussaja karya Syekh Nawawi al-Bantani, disebutkan:

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ أَقْطَعُ أَوْ أَجْذَمُ.[1]

            Artinya: “Setiap perkara yang mengandung kebaikan yang tidak diawali didalamnya dengan membaca bismillahirrahmanirrahim maka perkara tersebut terputus (kurang berkah).”

            Kata بَالٍ dapat diartikan sebagai kemuliaan, keagungan, atau keadaan yang dinilai penting dalam syariat. Maksud penting disini adalah keadaan tersebut dianjurkan atau diperbolehkan dalam syariat, bukan perkara yang secara dzatnya diharamkan dan dimakruhkan. Sehingga dalam keadaan mengerjakan perkara remeh dan hina tidak dianjurkan untuk membaca basmallah. Seperti ketika menyapu atau membersihkan kotoran hewan.[2]

            Kata أَبْتَرُ ، أَقْطَعُ ، أَجْذَمُ memiliki arti yang sama yaitu terpotong atau terputus. Maksud dari abtar adalah terpotong ekornya, aqtha adalah orang yang terpotong kedua tangannya atau terpotong salah satunya, sedangkan ajdzam adalah yang terpotong tangannya atau diartikan yang hilang jari – jarinya.[3] Dalam hal ini merupakan suatu bentuk perumpamaan tentang ketidaksempurnaan suatu keadaan. Sehingga dalam hadis tersebut dapat diberikan makna setiap perkara yang baik, yaitu perkara yang dianjurkan dan diperbolehkan dalam syariat yang sebab adanya perkara tersebut tidak diawali dengan membaca bismillahirrahmaanirahiim maka akibatnya perkara tersebut seperti hewan yang terpotong ekornya, atau orang yang terpotong tangannya, atau orang yang kehilangan jari – jarinya. Dalam artian, perkara yang dilakukan tidak sempurna, kurang berkah, memiliki kekurangan atau kecacatan, meskipun secara kenyataannya perkara tersebut dapat dilakukan dan terselesaikan.

            Selain itu, Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadits menulis bab khusus mengenai keutamaan basmallah. Pada bab 3 beliau menulis 10 hadis berkaitan dengan keutamaan basmallah, yaitu:

قال صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ إلاَّ ذَابَ الشَّيْطَانُ كَما يَذُوْبُ الرَّصَاصُ عَلَى النَّارِ.

            Artinya: “Bersabda Nabi saw.: “Tidak ada dari seorang hamba yang mengucap bismillahirrahmanirrahim kecuali Syaitan leleh sebagaimana melelehnya timbal (logam berat) diatas api.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ إلاَّ أمَرَ الله تَعَالى الكِرَامَ الكَاتِبْينَ أن يَكْتُبُوا في دِيوَانِهِ أرْبَعْمَائَةِ حَسَنَةٍ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Tidak ada dari seorang hamba yang mengucap bismillahirrahmanirrahim kecuali Allah ta’ala (Yang Maha Luhur) memerintahkan malaikat yang mulia pencatat amal untuk mencatat di buku catatannya empat ratus kebaikan.”.”

وقالَ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَرَّةً لَمْ يَبْقَ مِنْ ذُنُوبِهِ ذَرَّةٌ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim sekali maka tidak tersisa dari dosa-dosanya (dosa kecil) sedikitpun.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ كَتَبَ بِسْمِ الله فَجَوَّدَ تَعْظِيما لله غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa menulis bismillah, lalu ia memperindah/memperbagus (tulisannya) untuk mengagungkan Allah, maka dosanya (yang kecil) yang telah lalu dan yang akan datang akan diampuni.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: إذَا كَتَبَ أحَدُكُمْ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَلْيَمُدَّ الرَّحْمانَ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Apabila menulis salah satu diantara kalian (lafal) bismillahirrahmanirrahim, maka hendaklah ia memanjangkan lafadz Ar-Rahmaan.”.”

وقَالَ صلى الله عليه وسلم: إنَّ الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى زَيَّنَ السَّمَاءَ بِالكَوَاكِب وَزَيَّنَ المَلائِكَةَ بِجِبْرِيلَ وَزَيَّنَ الجَنَّةَ بِالحُورِ وَالقُصُورِ، وَزَيَّنَ الأنْبِيَاءَ بِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم، وَزَيَّنَ الأيّامَ بِيَوْمِ الجُمُعَةِ، وَزَيَّنَ اللَّيَالِي بِلَيْلَةِ القَدْرِ، وَزَيَّنَ الشُّهُورَ بِشَهْرِ رَمَضَانَ، وَزَيَّنَ المساجدَ بالكَعْبَةِ، وَزَيَّنَ الكُتُبَ بِالقُرْآنِ، وَزَيَّنَ القُرْآنَ بِبِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menghias langit dengan benda-benda langit (matahari, bulan, dan bintang-bintang) dan menghias malaikat dengan Jibril, menghias surga dengan bidadari dan istana-istana, menghias para nabi dengan nabi Muhammad saw., menghias hari-hari dengan hari Jum’at, menghias malam-malam dengan lailatulkadar, menghiasi bulan-bulan dengan bulan Ramadhan, menghias masjid-masjid dengan Ka’bah, menghias kitab-kitab dengan Al-Qur’an, dan menghias Al-Qur’an dengan bismillahirrahmanirrahim.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ كُتِبَ اسْمُهُ مِنَ الأبْرَارِ وَبرِىءَ مِنَ الكُفْرِ والنفاقِ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim maka namanya akan ditulis sebagai orang-orang yang baik dan terbebas dari kekufuran dan kemunafikan.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ غَفَرَ الله لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim maka Allah akan mengampuni dosanya (dosa kecil) yang telah lalu.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: إذا قُمْتُمْ فَقُولُوا بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وصَحْبِهِ وَسَلَّمَ فإنَّ النَّاسَ إذا اغْتَابُوكُمْ يَمْنَعُهُمْ الملك عَنْ ذالِكَ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Apabila kalian berdiri maka ucapkanlah bismillahirrahmanirrahim wa shalla Allahu ala sayyidina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam, maka sungguh manusia jika akan memfitnah kalian, malaikat akan mencegah mereka dari perbuatan itu.”.”

وقال صلى الله عليه وسلم: إذا جَلَسْتُمْ مَجْلِسا فَقُولُوا بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى الله عَلَى سِيِّدِنا محمدٍ وَعَلى آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم فإنَّ مَنْ فَعَلَ ذالكَ وَكَّلَ الله بِهِ مَلَكا يَمْنَعَهُمْ مِنَ الغَيبةِ حَتَّى لا يَغْتَابُوكُمْ.

            Artinya: “Nabi saw. bersabda, “Apabila kalian duduk di suatu majelis (tempat), maka ucapkanlah bismillahirrahmanirrahim wa shalla Allahu ala sayyidina Muhammad wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihi wa sallam, maka sungguh barangsiapa yang melakukan itu, Allah akan mewakilkan dengannya seorang malaikat yang akan mencegah mereka (manusia) dari bergosip sampai mereka tidak akan dapat memfitnah kalian.”.”

            Dengan banyaknya keutamaan dan keistimewaan lafal basmillah maka penulis mengawali tulisan dan buku ini dengan membaca dan menulis bismillahirrahmanirrahim.



[1] Syekh Nawawi al-Bantani, Kasyifatussaja Syarh Safinatunnaja, (Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1432 H/2011 M), h. 26.

[2] Ibid.

[3] Ibid.

Penulis: Mushpih Kawakibil Hijaj, S.Ag.
Pendidikan: S1 Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Diberdayakan oleh Blogger.