DIALOG SENJA
Mentari merangkak, perlahan menyingkir,
Membawa serta rahasia siang hari,
Tinggalkan langit berhias warna jingga,
Menyapa senja yang mulai menari.
Senja, engkau kanvas pelukis agung,
Menggoreskan warna perih dan rindu,
Aku berdiri, menyaksikan lukisanmu,
Hatiku tertambat, tak kuasa lepas.
"Wahai senja, mengapa engkau begitu indah?"
Aku bertanya, suara lirih memecah sunyi,
Engkau hanya tersenyum, senyum misterius,
Seolah mengerti, namun tak menjawabku,
"Mungkin keindahanmu adalah luka yang tersembunyi"
Aku berbisik, mencoba memahami hatimu,
Engkau mengangguk pelan, seakan setuju,
Lalu perlahan, engkau mulai menjauh.
Terbenam dalam cakrawala, meninggalkanku sendiri,
Dengan sejuta tanya yang belum terjawab,
Namun, dalam kesunyian ini, aku menemukan kedamaian,
Sebuah kedamaian yang hanya senja yang bisa berikan.
Purwokerto, 4 September 2024.
U. Gunawan.