Di sebuah desa kecil yang dikelilingi bukit hijau nan asri, tinggal seorang pemuda bernama Ilyas. Ia dikenal sebagai seorang pekerja keras, tetapi tak jarang juga ia merasa direndahkan oleh orang-orang di sekitarnya. Di desa itu, mimpi dan harapan sering kali dibatasi oleh keadaan. Namun, Ilyas memiliki cita-cita yang jauh melampaui batasan-batasan tersebut. Ia ingin menjadi seorang ahli pertanian yang mampu membawa perubahan besar di desanya, membuat tanah yang tandus menjadi subur, dan mengubah kehidupan masyarakat sekitar menjadi lebih baik. Namun, untuk mencapai itu, ia harus melewati banyak rintangan.
____
Pagi itu, Ilyas seperti biasa bekerja di ladang. Ia memanen sayur-sayuran yang ditanam dengan penuh perhatian. Namun, pikiran dan hatinya tidak sepenuhnya ada disana. Ilyas tengah memikirkan sesuatu yang lebih besar dari sekedar bertani. Ia ingin memulai sebuah proyek pertanian yang dapat mengubah cara bertani di desanya. Beberapa hari yang lalu, ia mengajukan proposal kepada para pejabat desa untuk mendapatkan bantuan dana. Tetapi, keputusan yang ia terima membuat hatinya terluka. Proposal itu ditolak dengan alasan yang tidak jelas. Padahal ia tahu bahwa desa memiliki dana khusus untuk pengembangan sumber daya. Namun ia tidak bisa melawan karena ia tahu posisinya seperti apa.
Ilyas merasa sangat kecewa. Ia sudah berusaha keras, mengumpulkan data dan merancang rencana yang matang. Tetapi ketika ia menghadapi kenyataan, pintu yang ia harapkan tertutup rapat. Ia pulang dengan perasaan hampa, memikirkan apa yang salah. "Kenapa aku selalu gagal?" pikirnya. "Apa yang salah dengan impianku?"
Namun, saat ia duduk termenung di teras rumahnya, ia teringat kata-kata ibunya, "Jangan menyerah ya Nak. Tuhan selalu mendukung mereka yang tidak menyerah. Setiap kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan, asalkan kamu terus berusaha dan percaya."
Kata-kata itu mengingatkan Ilyas untuk tidak berhenti di tengah jalan. Mungkin pintu yang ia coba buka tertutup, tetapi itu bukan berarti hidupnya berakhir. Ia harus mencari pintu lain yang mungkin akan terbuka jika ia terus berjalan.
Ilyas pun pergi ke kamar dan membuka Al-Qur'an yang ada di meja belajarnya. Ia membaca surat At-Thalaq ayat 3 yang selalu menguatkan dirinya:
أعوذ باللّه من الشيطان الرّجيم
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
Artinya: "dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."
Ilyas merasa ada kedamaian yang menyelimuti hatinya. Ia tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang terus berusaha dan bertawakal.
___
Hari-hari berlalu, meskipun hati Ilyas masih terasa berat, ia tidak membiarkan kegagalan mengalahkannya. Ia kembali ke ladang, bekerja lebih keras, dan tetap mencoba mengembangkan ide-ide pertaniannya. Namun, meskipun usahanya tidak mendapatkan pengakuan dari para pejabat desa, ia mulai mendapatkan perhatian dari sesama petani. Beberapa orang yang awalnya meragukan ide-idenya mulai tertarik dengan hasil kerjanya. Ilyas mengajarkan mereka cara-cara bertani yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Ia merasa bahwa setidaknya ada orang-orang yang menghargai usahanya.
Namun, meski ada sedikit kemajuan, tantangan terus datang. Suatu hari, badai besar melanda desa mereka. Tanaman yang sudah dipelihara dengan penuh kasih sayang hancur diterpa angin kencang. Ilyas merasa dunia seakan runtuh. Ia merasakan kepahitan yang lebih dalam daripada sebelumnya. "Mengapa aku harus mengalami semua ini ya Allah?" pikirnya. "Apa engkau tidak mendengar doaku?"
Ilyas merasa tak berdaya. Ia ingin menyerah. Tapi, saat itu juga, ia mendengar suara lirih ibunya dalam hatinya, "Percayalah, Nak. Kegagalan bukanlah akhir. Tuhan sedang menyiapkan yang lebih besar."
Ia mengingat kembali bagaimana ibunya selalu mengajarkan bahwa dalam setiap cobaan ada pelajaran yang harus diambil. Ilyas memutuskan untuk tidak menyerah. Ia membersihkan ladangnya yang hancur, memperbaiki apa yang rusak, dan mencoba lagi. Ia tahu bahwa setiap rintangan adalah kesempatan untuk tumbuh lebih kuat.
Ia pun teringat akan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 139 yang sering ia baca:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩
Artinya: "Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula bersedih hati, padahal kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman."
Ilyas menatap langit, berdoa dan memohon kekuatan dari Tuhan. Ia tahu, selama ia tidak menyerah, ada pertolongan Tuhan yang selalu datang tepat pada waktunya.
___
Waktu berlalu, dan Ilyas mulai melihat hasil dari kerja kerasnya. Meskipun ladang-ladang yang ia kelola sempat rusak, ia tidak membiarkan itu menghentikan semangatnya. Kini, beberapa petani yang awalnya skeptis mulai mengikutinya. Mereka mulai melihat bahwa cara bertani yang Ilyas ajarkan memang membawa hasil yang lebih baik, dengan biaya yang lebih rendah dan hasil yang lebih melimpah.
Suatu hari, seorang saudagar besar yang sedang melakukan perjalanan ke desa itu berhenti di ladang Ilyas. Melihat hasil pertanian yang luar biasa, ia tertarik untuk berbicara dengan pemuda itu. "Kamu tahu, anak muda, aku sudah berkeliling banyak desa, dan aku belum pernah melihat cara bertani seperti ini. Jika kamu ingin mengembangkan proyekmu lebih besar lagi, aku bisa membantu. Aku ingin menjadi investor untuk pertanianmu."
Ilyas terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa usaha kerasnya akan dihargai oleh seseorang yang memiliki kekuatan untuk membantu mewujudkan impian besarnya. Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa tawaran itu datang setelah banyak kegagalan dan kekecewaan yang ia alami. Pada akhirnya, ia menyadari bahwa Tuhan memang selalu mendukung mereka yang tidak menyerah.
Ilyas pun kembali membuka Al-Qur'an dan membaca surat Al-Insyirah ayat 5 yang menguatkannya selama ini:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥
Artinya: "Maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Asy-Syarh: 5)
Ia tersenyum, merasa sangat bersyukur bahwa setiap langkah yang ia ambil, meski penuh dengan kesulitan, pada akhirnya membawa kemudahan yang ia impikan.
___
Bertahun-tahun kemudian, pertanian yang dimulai oleh Ilyas berkembang pesat. Desanya berubah menjadi pusat pertanian yang menghasilkan produk pertanian berkualitas tinggi. Ilyas berhasil membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Ia tidak hanya berhasil mewujudkan impian pribadinya, tetapi juga mengubah kehidupan banyak orang di desanya.
Namun, Ilyas tahu bahwa semua ini tidak datang dengan mudah. Ia harus melewati banyak rintangan, merasa diabaikan, dan bahkan dinomor duakan. Tetapi, setiap kali ia merasa jatuh, ia selalu ingat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan orang-orang yang tidak menyerah.
Di suatu sore yang tenang, setelah sekian lama berjuang, Ilyas duduk di teras rumahnya, menatap ladang yang subur dan makmur. "Tuhan memang tidak pernah meninggalkan kita," katanya pelan, mengenang semua perjalanan yang telah dilaluinya. Bagi Ilyas, kesuksesan bukan hanya tentang apa yang telah ia capai, tetapi juga tentang bagaimana ia terus bertahan dan tidak pernah menyerah, meskipun dunia tampak menentangnya. Tuhan telah menunjukkan bahwa dengan keteguhan hati dan usaha yang tak kenal lelah, segala sesuatu mungkin terjadi pada waktunya.
Tamat. Cerpen ini ditulis oleh ChatGPT dengan ide, pengawasan dan revisi dari Mushpih Kawakibil Hijaj.