Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Kunci Keberuntungan dalam Hidup : Menyucikan Diri, Berdzikir dan Salat - Mushpih Kawakibil Hijaj

Cerpen Kunci Keberuntungan dalam Hidup : Menyucikan Diri, Berdzikir dan Salat
Kunci Keberuntungan dalam hidup terinspirasi dari surat Al - A'la ayat 14-15.

Cerpen Kunci Keberuntungan dalam Hidup : Menyucikan Diri, Berdzikir dan Salat 

Hujan deras sejak pagi mengguyur desa kecil bernama Penadiksi. Ali duduk termenung di depan teras rumahnya. Pikirannya kusut, bercampur dengan kegelisahan yang tak kunjung reda. Hidup terasa begitu berat akhir-akhir ini. Usaha kecilnya di pasar kian sepi pembeli, dan utangnya terus menumpuk. Ia merasa seperti orang yang dimusuhi keberuntungan.

Di tengah kesunyian sore itu, sahabatnya, Umar, datang bertamu. Umar dikenal sebagai pemuda yang penuh rasa optimis. Ia sering memberi nasihat bijak kepada teman-temannya. Ketika melihat wajah Ali yang penuh kegelisahan, Umar tahu bahwa sahabatnya sedang dalam masalah besar.

"Ali, ada apa denganmu? Wajahmu tampak murung," tanya Umar lembut, sembari mengambil posisi duduk di samping Ali.

Ali menghela napas panjang. "Aku merasa hidupku selalu sial, Umar. Usahaku gagal, utangku menumpuk, dan aku tak tahu harus bagaimana lagi. Rasanya seperti tak ada keberuntungan yang berpihak padaku," jawab Ali dengan nada putus asa.

Umar tersenyum kecil dan membuka Al-Qur'an kecil yang selalu dibawanya ke mana - mana. Ia menunjukkan halaman Surat Al-A'la dan membacakan ayat 14-15 dengan penuh makna:

 قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ (١٤) وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ (١٥)

"Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat," Umar mengartikan dengan lembut.

Ali mengerutkan kening. "Apa maksudnya? Bagaimana ayat ini bisa membantuku?" tanyanya bingung.

Baca Juga : [Cerpen] Tegar di Tengah Gurun - Mushpih Kawakibil Hijaj

Langkah Pertama: Menyucikan Diri

Umar menutup Al-Qur'an dan menatap Ali penuh perhatian. "Allah telah memberi kita kunci keberuntungan, Ali. Kuncinya ada pada tiga hal: menyucikan diri, berdzikir, dan mendirikan salat. Semua keberuntungan yang kau cari ada dalam ayat ini. Pertama-tama, kau harus menyucikan dirimu."

Ali menatap Umar dengan penuh tanya. "Menyucikan diri? Maksudmu bagaimana?"

Umar menjelaskan, "Menyucikan diri artinya membersihkan hati dan pikiran dari dosa dan keburukan. Dosa-dosa kecil yang kau anggap remeh bisa menjadi penghalang keberkahan. Iri hati, sombong, atau amarah juga harus dibersihkan. Kau perlu bertobat, memohon ampunan kepada Allah, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik."

Ali terdiam. Ia mulai merenungkan perkataan Umar. Selama ini, ia memang sering mengeluh, iri melihat kesuksesan orang lain, dan bahkan merasa marah kepada takdirnya. Mungkin itu semua adalah penghalang keberkahan dalam hidupnya.

Baca Juga : [Cerpen] Perjuangan Seorang Ayah Pekerja Keras dan Penyesalan Anak yang Terlambat - Mushpih Kawakibil Hijaj

Langkah Kedua: Berdzikir dan Mengingat Allah

"Langkah kedua," lanjut Umar, "adalah berdzikir. Ingatlah Allah di setiap waktu. Jangan biarkan namanya hilang dari hatimu. Dengan berdzikir, kau menghubungkan dirimu dengan Sang Maha Kuasa. Zikir membuat hati tenang dan memberikan kekuatan saat kau menghadapi kesulitan."

Ali mengangguk perlahan. "Tapi, Umar, aku jarang berdzikir. Aku bahkan merasa jauh dari Allah."

"Itulah masalahnya," kata Umar dengan nada lembut. "Allah tidak pernah jauh darimu, Ali. Dialah yang paling dekat, bahkan lebih dekat dari urat lehermu. Tinggal kau yang perlu mendekatkan dirimu kepada-Nya. Mulailah dengan mengingat-Nya di setiap langkahmu. Sebut nama-Nya di pagi hari, siang, dan malam. Percayalah, kau akan merasakan perubahan besar dalam hatimu."

Baca Juga : [Cerpen] Jejak Yang Tak Terlihat - Mushpih Kawakibil Hijaj

Langkah Ketiga: Mendirikan Salat

"Dan yang terakhir," kata Umar, "adalah mendirikan salat. Salat adalah wujud cinta dan pengabdianmu kepada Allah. Dalam salat, kau berserah diri sepenuhnya kepada-Nya, memohon petunjuk, dan mencari kekuatan. Jangan pernah tinggalkan salat, Ali. Itu adalah jalanmu menuju keberkahan."

Ali merasa hatinya mulai terbuka. Ia mulai memahami bahwa keberuntungan yang ia cari sebenarnya terletak pada kedekatannya dengan Allah.

Baca Juga : [Cerpen] Jiwa yang Tenang Kunci Kebahagiaan dan Kedamaian - Mushpih Kawakibil Hijaj

Perjalanan Munuju Perubahan

Malam itu, Ali mulai menjalankan langkah-langkah yang diajarkan Umar. Ia bangun tengah malam untuk salat tahajud, memohon ampunan dan petunjuk dari Allah. Hatinya terasa lebih tenang, meski masalahnya belum selesai.

Setiap pagi, ia mengawali harinya dengan berdzikir. Saat berjalan menuju pasar, ia terus menyebut nama Allah, memohon keberkahan untuk usahanya. Salatnya kini lebih khusyuk, seolah ia benar-benar berbicara langsung kepada Sang Pencipta.

Hari demi hari berlalu, dan perubahan besar mulai terjadi dalam hidup Ali. Pelanggannya kembali berdatangan, dan usahanya perlahan bangkit. Ia juga merasa lebih damai dan bahagia, meski tak semua masalahnya selesai.

Baca Juga : [Cerpen] Pelajaran Hidup dari Cinta dan Kehilangan - Mushpih Kawakibil Hijaj

Kejutan di Pasar

Suatu hari, seorang pelanggan baru datang ke kios Ali. Orang itu terlihat seperti seorang pedagang besar. Setelah membeli dagangan Ali, ia berkata, "Barang-barangmu berkualitas baik. Jika kau bisa menyediakan lebih banyak, aku ingin bekerja sama denganmu."

Ali terkejut sekaligus bahagia. Peluang besar itu datang tanpa ia duga. Ia tahu bahwa semua ini adalah buah dari usahanya mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga : [Cerpen] Perjuangan Hidup Azar: Jalan Pulang di Tengah Kesulitan - Mushpih Kawakibil Hijaj

Kembali kepada Umar

Ali segera menemui Umar untuk menceritakan kabar baik itu. "Umar, usahaku mulai bangkit, dan aku bahkan mendapat peluang besar dari seorang pedagang besar. Aku tak percaya keberuntungan ini bisa datang padaku!"

Umar tersenyum. "Itulah janji Allah, Ali. Barang siapa yang menyucikan dirinya, mengingat-Nya, dan mendirikan salat, dia akan menjadi orang yang beruntung. Allah telah menunjukkan jalan-Nya, dan kau memilih untuk berjalan di atasnya."

Baca Juga : [Cerpen] Pilihan Hidup di Tengah Lingkungan Buruk - Mushpih Kawakibil Hijaj

Penutup: Pelajaran Hidup

Keberuntungan sejati tidak datang dari harta atau usaha semata, melainkan dari hubungan kita dengan Allah. Menyucikan diri, berdzikir, dan salat adalah kunci keberuntungan yang telah Allah berikan kepada kita. Jika kita istiqamah dalam menjalankan ketiga hal itu, keberuntungan akan datang dalam berbagai bentuk: ketenangan hati, keberkahan hidup, dan kebahagiaan abadi di dunia maupun di akhirat.

"Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri, dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat." (Q.S. Al-A'la: 14-15)."

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari cerpen fiksi ini dan menjalankan kunci keberuntungan yang telah Allah tunjukkan. Mari kita melangkah dengan yakin di jalan-Nya, karena keberuntungan sejati ada dalam rahmat dan ridha-Nya. Mohon bantuan share jika kamu merasa cerpen ini bermanfaat✨.

Tamat. Cerpen ini ditulis oleh ChatGPT dengan ide, pengawasan dan revisi dari Mushpih Kawakibil Hijaj.

Kisah - kisah inspiratif dibulan ramadhan

Diberdayakan oleh Blogger.