Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

HATI-HATI ! Kata-Kata Kasar Bisa Mengubah Anak Jadi Nakal - Dwi

Sumber gambar: https://pixabay.com/id/illustrations/kata-awan-kata-kata-menandai-awan-679935/

Penulis berita: Dwi


Penggunaan kata-kata kasar, baik di rumah maupun di lingkungan sosial, ternyata dapat memberikan dampak besar terhadap perkembangan anak, khususnya pada usia sekolah dasar. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Fatur Rahim, seorang guru di SD Negeri Nogopuro, diketahui bahwa lingkungan dan kebiasaan berbicara dapat mempengaruhi perilaku anak secara signifikan. 

Anak-anak pada usia Sekolah Dasar merupakan peniru yang ulung. Ketika mendengar kata-kata kasar dari orang dewasa, baik di rumah maupun di lingkungan sosial, anak cenderung meniru perilaku tersebut. Beliau menekankan bahwa penggunaan bahasa kasar di depan anak-anak sangat tidak etis karena dapat mempengaruhi perilaku dan karakter mereka. “Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Jika anak tumbuh dalam keluarga atau masyarakat yang sering menggunakan kata-kata kasar, mereka akan menganggap perilaku tersebut normal. Akibatnya, mereka dapat menjadi pribadi yang keras terhadap teman dan orang lain,” ujar beliau. Bapak Fatur juga mengatakan bahwa selain keluarga, media sosial juga memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan anak. 

Anak-anak yang sering menonton konten dengan bahasa kasar dapat membawa perilaku tersebut dalam kehidupan nyata. Beliau menceritakan sebuah kasus di mana seorang murid kelas 2 SD sering menggunakan kata-kata kasar. Setelah ditelusuri, perilaku ini dipengaruhi oleh konten Youtube yang ditonton anak tersebut tanpa pengawasan orang tua. Pihak sekolah berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan pengarahan kepada anak. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan menghitung jumlah kata kasar yang diucapkan anak setiap hari, Hari pertama, anak tersebut bisa mengucapkan kata kasar hingga 10 kali. Setelah diberikan pengarahan, jumlahnya terus berkurang, dan akhirnya kebiasaan tersebut hilang. Penanganan ini dilakukan dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, jelas Bapak Fatur.

Sebagai pendidik, Bapak Fatur menekankan pentingnya komunikasi positif antara guru, siswa, dan orang tua. Beliau menyarankan beberapa langkah untuk mengganti penggunaan kata-kata kasar dengan bahasa yang lebih mendidik: Yang pertama dengan memberikan edukasi tentang dampak kata-kata kasar, anak-anak perlu memahami bahwa kata-kata kasar dapat menyakiti orang lain dan merusak hubungan sosial. Pendidikan ini harus diberikan baik di rumah maupun di sekolah. Kedua memberikan pengarhagaan dan pujian  kepada anak yang menunjukkan perilaku baik, dapat memotivasi mereka untuk terus berperilaku postif. Ketiga kerja sama dengan orang tua, pihak sekolah dapat berkomunikasi langsung dengan orang tua untuk memastikan dan memberikan pengarahan kepada anak. Keempat dengan memberi pengawasan media sosial, orang tua diminta lebih aktif mengawasi anak ketika menggunakan media sosial. 

Wawancara ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kata-kata kasar dapat mempengaruhi perkembangan anak. Untuk mencegah dampak negatif tersebut, diperlukan kerja sama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Komunikasi yang positif, pengawasan yang baik, serta pendekatan yang konsisten menjadi kunci untuk membentuk karakter anak yang lebih baik. Karena kata-kata bukan sekedar rangkaian huruf, tetapi juga cerminan kasih sayang dan harapan yang kita tanamkan, terutama kepada anak-anak. Sebuah ucapan yang baik dapat menjadi pondasi kuat bagi masa depan mereka, sementara kata-kata kasar bisa meninggalkan bekas yang sulit hilang.

Pak Fatur mengakhiri wawancara dengan harapan, agar lebih banyak orang tua dan pendidik menyadari pentingnya peran mereka dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan anak. Dengan bersama-sama menciptakan lingkungan yang positif, di mana anak tumbuh dengan cinta, rasa percaya diri, dan dorongan untuk menjadi yang terbaik.

Diberdayakan oleh Blogger.