Puisi tentang Renjanaku |
TENTANG RENJANAKU
Aku serahkan senyum di balik tirai luka, dimana kata ikhlas seperti pahit, menatah relung hati yang dalam.
Di samping renjana, aku berdiri sendiri, menyaksikan bayang-bayangmu yang memudar diantara kabut jarak yang tak terelakan.
Aku berkata ikhlas namun atma ini terasa remuk, aku sulamkan doa di tiap jeda nafasku, meminta asa bahwa lara ini akan mengering
Seperti dedaunan yang gugur, terbiar, namun masih menari dengan angin musim gugur.
Aku ikhlas namun sakit,
Dua insan dalam perjalanan atma yang patah, mencari kesembuhan dalam lukisan waktu, menunggu, mungkin, hingga sakit ini akan menjadi cerita lama.
Baca Juga Puisi Lain :
- [Puisi] Aku Di Sini - Raskamanka