Puisi untuk Indonesia |
Negeriku yang Terluka
Karya : Senandung Rindu
Basah rimbun negeriku yang disiram rinai rintik gerimis syahdu,
Elok permai dalam pandangan mata yang menyegarkan qalbu,
Celoteh manja anak kecil yang berlarian riang gembira,
Diiringi kicauan burung mengisi pagi yang membakar semangat tuk semakin membara.
Rindu...
Rindu pemandangan itu dalam anganku,
Sesuatu yang pernah lumrah dan menjadi hiasan yang hadir disepanjang mata memandang,
Kini perlu lebih dari sekedar effort untuk bisa menikmatinya.
Tak sepenuhnya hilang memang,
Hanya menjadi barang langka yang terkadang butuh usaha lebih untuk menemukannya.
Satu persatu tradisi menjadi usang,
Satu persatu keakraban menjadi asing,
Tergerus badai teknologi yang katanya mempermudah,
Tapi ternyata terlalu lepas arah.
Negeriku yang ku cinta,
Adakah luka yang mendera sehingga Isak lirih menggaung dalam hening sunyi yang terdamba,
Negeriku dalam senyuman meski kepalsuan adalah sesuatu yang tak mungkin bisa tersembunyikan.
Baca Juga : [Puisi] Untuk Negeriku - Anisa Fadiah
Aku untuk Negeriku
Karya : Senandung Rindu
Kalau aku adalah sepotong lilin kecil,
Maka aku rela menjadikan diriku habis,
demi menjaga cahaya tetap terjaga meski hanya menghasilkan temaram.
Jika aku adalah koin logam,
Maka aku akan tetap berusaha menggenapkan nilai mata uang,
Meski kerap tertolak dan dipandang sebelah mata.
Jika aku adalah potongan puzzle,
maka aku akan tetap melengkapi gambar yang tersusun agar menjadi utuh,
meski saat hanya menjadi potongan hadir ku tak berarti dengan segala keabstakan yang tergambar dalam diriku.
Begitupun gambaran rasaku untuk negeriku,
Meski rasa cinta hanya terlantun dalam bisik doa,
Dalam langkah yang tertatih satu persatu,
Dalam rangkaian kata tanpa suara karena lisan yang terbungkam.
Namun aku tetap berharap,
Sekecil apapun kontribusi yang aku berikan,
Tapi aku bisa menjadi salah satu pelengkap meski bukan penyempurna,
Sebagai bukti bakti yang melambangkan rasa cinta,
Pada negri tanah air tempat jiwa dan raga berkelana.
Baca Juga : [Puisi] Untuk Negeriku - Uli Nasifa
Kamuflase Generasi
Karya : Senandung Rindu
Bersatu padu,
Berseru dalam deru,
Merangkai kata menjadi lebih bermakna,
Mengubah peluh menjadi peluh karena aksi nyata.
Hai, aku sadar,
Negeriku kini senang tidak baik-baik saja,
Ada tangis yang terbungkam dalam kesenduan,
Ada gurat khawatir yang teredakan oleh butir penenang yang menjadi pelarian.
Hingar musik menggaung merayakan sebuah euforia,
Sembab mata terdempul oleh teknologi filter dan berbagai kosmetik yang katanya menambah cantik.
Dusta ...
Sampai kapan dusta dan kepura-puraan dijalankan?
Bukankan semua itu kan meledak menjadi bom waktu yang semakin lama semakin dahsyat ledakannya
Yang mungkin saja merenggut lebih dari separuh nalar yang merusak atau bahkan menghilangkan jiwa
Kembalilah..
Pada Dzat yang paling pantas menjadi tempat untuk pulang,
Akui saja segala lemah dan lelah,
Sambil meminta sepercik kekuatan untuk kembali pada dunia nyata,
Dengan lebih berdaya guna tanpa kepalsuan dan kepura-puraan yang menjadi topeng pembungkam lara.
Baca Juga : [Puisi] Untuk Negeriku - Ahmad Munawar Namma
Buku Puisi yang Mungkin Kamu Suka:
Buku Antologi Puisi Sejuta Harap Baru. |