Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Haru Biru - Deden Nur Muhammad Najdan

Cerpen haru biru
Cerpen Haru Biru

Haru Biru

Karya: Deden Nur Muhammad Najdan 


Kata orang, kata “selamat tinggal” adalah kata yang tak asing bagi mereka yang punya kenangan dengan seseorang. Tapi ia harus berat hati meninggalkannya karna satu dan lainnya.

Sehelai kertas tergeletak di meja makan, ayah bertanya kepada Nisa,

Niss.. kenape lu taro kertas sembarangan?" ucap ayah dengan logat Betawinya yang kental.

Ohh..ini Yah, maafin aku Yah. Ini  surat penerimaan kerja.

Kenape lu gak kasih tau gua bener bener ye ni anak

Ini aku juga mau kasih tau” Ucap Nisa dengan hati tak karuan.

Ayah menjawab, “bentar ah, gua ada rapat RT dulu, dah gua pergi dulu.” Nisa menghela nafas panjang, pyuuuuuhhhh…..

Apakah ini benar seperti Quotes yang aku baca di TikTok waktu itu

Pada titik tertentu, kamu harus menyadari bahwa beberapa orang dapat tinggal di hatimu, tetapi tidak dalam hidupmu."

Sebenarnya akutuh ragu bilang ke ayah kalau aku diterima kerja di Jepang, ini adalah salah satu wish list aku si, tapi pasti ayah gak bakal ngizinin. Gerutu Nisa di dalam hati. 

Saat ia melamun memikirkan Ayahnya, ia ingat sesuatu, “Hidup terlalu singkat untuk membiarkan orang lain menentukan apa yang membuat kita bahagia.” Tapi, malam sudah larut iapun tertidur dengan pulasnya.

Baca Juga : [Cerpen] Kamu Adalah Bintang, Bercahayalah Di Langit! - Mushpih Kawakibil Hijaj

---

Matahari pun terbit di ufuk timur, suara ayam berkokok, burung burung berkicau dengan iramanya yang syahdu, para petani mengangkat cangkulnya bergegas mencari sesuap nasi untuk keluarga tercintany. Beginilah suasana pagi hari di desa Nisa. Ibu berteriak memanggil, "Niss…..Nisaa, Nduuk"

Nggih, Bu … piye thoo?"

Loh, tumbenan kamu jawab kayak gitu, Mau jadi orang Jawa Tah?"

Hehe, Canda deh Bu, ada apa Bu?"

Tolong belikan beras 3kg bawang merah sama putih 1kg.

Yaelahh bu, kirain apaan.. mana uang nya sini."

"Niii.." ucap ibu sambil memberikan uangnya.

Nisa pergi ke toko kelontong di dekat kota, karena desa tempat tinggal nya tak jauh dari kota. 

Di dalam angkot ia termenung kosong, tampak di sebelah kanannya ada ibu penyandang disabilitas yang ceria dengan buah hatinya, di depannya ada kakek tua yang sedang bahagia karena es lilin nya habis terjual. Ia juga melihat pak sopir yang membasuh keringatnya dengan bajunya tapi ia berseri sebab bisa memberi nafkah cukup untuk keluarganya. Nisa menggerutu dalam hati, “Tuhan, apakah akan ada hal indah di ujung sana? Ucapnya.

Ketakutan yang ia hadapi selalu membayangi naluri fikiran dan angannya entah itu karna harapan yang tak kunjung tercapai atau karena takut sebab apa yang ia inginkan selama ini akan menimbulkan amarah sang ayah karena ia teringat bahwa,

badai yang paling besar adalah badai yang tidak terlihat tanda tanda nya."

Tidd..Tidd…Tidd…Tiddd

Angkot berhenti di toko kelontong. Nisa pun turun dan memberikan ongkos,

Ciciiii… saya beli beras 3kg yah sama bawang bawangan 1kg."

Iyah Nis, tunggu ya. “ ucap cici kelontong.

Tiba tiba ada pengemis tua datang menghampiri dan berkata, “Nak..tolong kasihani nenek nak … nenek belum makan makan.."

Ini ada sedikit dari saya sedikit ya nek." ucap Nisa sambil memberi sedikit uang 

makasih cucuku, semoga berkah Tuhan  menyertaimu. Jadilah orang yang tekun dan dajin berusaha karena perjuangan di masa muda tak akan sia sia." Ucap nenek tua tersebut.

Suara kereta berdesiss, mobil ramai berlalu lalang, orang ramai sudah tak karuan waktunya ia pulang ke rumah

Matahari berada di atas kepala, tapi entah  mengapa terasa sangat panas dan angin bergemuruh, terbang selayang pandang bertuliskan, “time is a gold."

Seraya bergegas hentakan kaki Nisa pun membawa nya sampai ke rumah, "Assalamualaikum.” ucapnya.

Waalaikumussalam.” ucap ayah,

Kenapa lama sekali nak."

soalnya tadi macet."

Yaelah ni Jakarte udah padat amat tapi gini gini aje kampung kite…

Iya Yah."

Jadi elu kalo mo cari kerja disini aje kagak usah jauh jauh."

Ucap Ayah, sontak Nisa pun termenung.

Iya yahh.” jawab Nisa Kikuk.

Nisa pun memikirkan bagaimana ia kedepannya. Ibu pun melewat di hadapannya, "Hap." tangan ibu di pegang Nisa, “Bu, sebenernyaa Nisa,"

apa??, kamu keterima kerja di jepang?" jawab Ibu

"Loh kok ibu tau si?"

kalau bapakmu itu tau beuh… duaarrr meletup amarahnya."

Tuhan, apakah ini awal yang buruk untuk akhir yang menyenangkan?

“Udah ah, nyok tidur dah malem.

Aku bingung harus Bagaimana. Entah aku harus menyerah dengan keadaan yang ada atau harus berhenti dan menyerah. Karena sebenarnya aku teringat pesan Nabi, 

RIDHOLLAHI FII RIDHO WALIDAIN

RIDHONYA ALLAH ITU ADA PADA RIDHO ORANG TUA.

Malam tengah larut dan ia pun ketiduran.

Baca Juga : [CERPEN] Steva Oh Steva - Fathul Mubin

---

Di Pagi hari yang cerah, Sontak ayah menanyakan sesuatu hal yang serius pada ibu, “Heh.. bini guaaa, si Nisa gua baca ni lamarannya keterimanya di luar negeri."

Ibu pun cemas dan takut ayah akan marah meletup-letup, “Iyahhhh mo gimana lagi ,aye gak bisa apa apa … Elu kan yang pengen dia kerja," ucap ibu.

Ya jangan di sana juga, Gua gak mau gua kagak setuju pokoknya dah." Balas Ayah.

Nisa pun yang tak sengaja mendengar dan merasa terkejut. Apakah ini kisah pilu ku? Sambil berderai air mata.

"tok….tok..tokk." Nisa mengetuk pintu kamar ayahnya, ayah pun keluar.

Nisa pun bersujud seraya berkata, “Yah, maafin aku yah. Karna aku harus kerja dimana lagi yah .. kan aku mau bantu menyetabilkan ekonomi keluarga." Ucap Nisa dengan hati yang pilu disaksikan oleh ibu dan diiringi kicauan yang syahdu burung kenari milik ayahnya.

Sontak Fajar menyorot kepada mereka berdua. Seraya ayah berbicara, “Pergilah, putri semata wayangku. Semoga ini yang terbaik untukmu, doaku menyertaimu.

Nisa pun terkaget-kaget. Sambil memeluk ayah dan ibunya.

Baca Juga : [CERPEN] Setulus Hati Larasati karya: Anisa Laili Fitria

---

Adzan magrib berkumandang. Sajadah dibentangkan Nisa pun berdoa “Ya Allah yang Maha Pemurah, Lancarkanlah Rezekiku , Aku ingin membahagiakan Orangtuaku dan lancarkanlah pekerjaanku, Aamin amin Yaa Robbal Alamin."

Nisa termenung, Mungkin benar apa yang dikatakan oleh RA Kartini "Habis gelap tetbitlah terang."

Nisa pun mengemas barang barang nya karena besok harus berangkat ke Jepang. Ibu masuk ke kamarnya dan berpesan kepada anak semata wayangnya. “Ingat nak.. Jaga sholatmu, auratmu dan kesucianmu ingat kamu itu seorang wanita nak.” Tangan ibu dipegang nisa “Tenang saja bu aku pasti jaga amanat ibu."

Baca Juga : [Cerpen] Tegar di Tengah Gurun - Mushpih Kawakibil Hijaj

---

Silau mentari terbit di ufuk timur cahayanya amat terang benderang. Keluarga kecilku pun mengantarkan ku ke Bandara Jakarta. Akhirnya, Aku akan terbang Ke Osaka Jepang.

"Ayah Ibu pasti aku akan kembali dan membahagiakan kalian." Ucap Nisa. 

Ayah ibu menangis terharu. 

"Dadah Ibu Ayah." Ucap nisa sambil melambaikan tangan.

"Dadah juga sayang." Ucap ayah dan ibu.

Baca Juga : [Cerpen] Mimpiku Bersama Sahabat - Siti Khusnul Shoffiyah

---

~ 3 tahun berlalu ~

Ayah dan ibu sudah rindu padaku tapi aku tak akan bicara hari ini pulang, sebab aku berniat untuk memberikan surprise untuk mereka. Dengan keadaan ia sudah sukses disana. Tiba di halaman rumah yang begitu dirindukannya. Sontak Ayah Ibu yang terlihat sudah tua renta, terkejut melihat anaknya pulang dari jepang.

Assalamualaikum Ibu Ayah," Ucap nisa sambil menangis. Ia pun lari menghampiri ayah dan ibu. Ayah dan ibu pun menangis

Ayah ibu, ini anakmu sudah sukses, Nisa sudah punya usaha sendiri di sana berkat doa ayah dan ibu Nisa bisa menjadi seperti ini."

Alhamdulillah nak alhamdulillah ucap ayah ibu. Nisa pun memandang ke atas langit yang biru seraya berkata

Ternyata benar tak akan ada hasil yang sia sia yang berasal dari pengorbanan yang sangat membara.” 

Semangat semuanya, perjalanan seorang Nisa baru saja dimulai.

Tamat. 

Buku Kisah - Kisah Inspiratif yang Mungkin Kamu Suka :

Kisah - kisah inspiratif dibulan ramadhan
Buku Rona Ramadhan : Kisah - Kisah Inspiratif di Bulan Keberkahan.
Jika Kamu Menyukai Cerpen ini, share ke media sosial kamu sebagai dukungan kepada kami agar website Penadiksi berkembang dan cerpen ini banyak dibaca dan bermanfaat untuk orang lain.
Diberdayakan oleh Blogger.