Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Hujan Panas - Sam

Cerpen hujan panas
Cerpen hujan panas.

Hujan Panas

Penulis: SAM


Apa yang akan kalian lakukan ketika berada di situasi harus memilih meninggalkan keluarga atau meninggalkan sebuah kehormatan diri sendiri? mungkin sebagian orang akan menjawab memilih meninggalkan kehormatan karena bagi mereka keluarga lah yang lebih penting bagi mereka dan ini adalah suatu hal yang tidak salah dan bagi sebagian orang lagi mungkin, lebih memilih meninggalkan keluarga dari pada kehormatan. karena bagi mereka hidup tanpa kehormatan adalah aib besar dan pilihan ini juga tidak salah meski banyak resikonya.

Hari ini adalah hari biasa di tahun dan bulan yang biasa di sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh pesisir pantai dan laut yaitu pulau Madura pulau yang sering dianggap primitif oleh sebagian orang dengan penduduk nya yang suka memakai sarung sebagai ciri khas mereka.

Semuanya masih tenang suasana nyaman tentram sampai terjadi sebuah konflik tepatnya didesa tlagah kecamatan galis kabupaten bangkalan seorang pemuda dari keluarga bapak marhatib yang bernama mad aji sedang di kunjungi oleh guru ngajinya dan dinasehati atas keputusan  yang akan dia ambil,

“Cong pikirkan lagi apa yang akan kamu lakukan saya tahu kita adalah orang madura yang terkenal dengan budaya kita yaitu carok tapi ingat hidupmu masih panjang siapa nanti yang akan membiayai kebutuhan ibumu jika kamu tidak pulang nanti.

mad aji menghela nafas “engghi saya mengerti tapi saya tidak terima dia sudah mengganggu dan melecehkan ibu saya dengan menyentuh ibu saya dan merendahkan bapak saya yang sudah meninggal dengan mengatakan ayah saya tidak bisa melakukan apa-apa dan menghina keluarga saya miskin dan itu sudah cukup menjadi alasan saya mengangkat celurit.” 

saya selalu diajarkan sebagai seorang laki-laki dan orang madura agar selalu rendah hati oleh ayah saya namun  ketika ada yang menggangu keluarga itu artinya dia sudah menginjak kehormatan saya sebagai orang madura, ingat pepatah yang selalu di gaungkan abah sakera aungan pote tolang tanimbeng pote mata aungan mate aperrang tanimbeng odik delem kebede’en kasta.” niat mad aji sudah bulat dia akan mengambil keputusan carok melawan bajuri yang juga orang tlagah seorang pengusaha sukses pabrik tembakau.

Bagi mad aji kehormatan adalah segalanya ini adalah hasil didikan ayahnya dahulu semasa hidup yang selalu menegaskan kalau dirinya adalah laki-laki dan orang madura yang walaupun miskin tidak ada yang berhak merendahkan mereka diambilnya oleh mad aji sebuah celurit untuk ia pertajam dan sebelum berangkat ke rumah bajuri dia meminta restu terlebih dahulu pada ibunya “hati-hati nak kalau kau menang aku bangga nak tapi jika kamu kalah ibu juga bangga karena kamu mati sebagai seorang laki-laki dan sebagai orang madura.” mad aji mengangguk dan bersalaman terhadap ibunya dan berangkat ke rumah bajuri.

Setelah sampai disana ternyata bajuri telah menunggunya sedari tadi bajuri berdiri dan mengambil celuritnya juga dan berdiri tepat di hadapan mad aji “mad aji, kita sama-sama memiliki keluarga berjanjilah jika aku mati kaulah yang harus menanggung nafkah keluargaku setidaknya sampai istriku memiliki suami lagi dan anakku lulus dari sekolahnya begitupun juga sebaliknya jika kau yang mati akulah yang akan menanggung nafkah ibumu”.

ya aku berjanji ayo kita mulai pertarungan ini.

Hujan panas pun turun yang konon menurut orang madura  adalah tanda sedang ada orang yang sedang carok entah kebetulan macam apa ini yang pasti hujan panas ini menandai pertarungan mereka dimulai baik mad aji maupun bajuri sama-sama bersiap mengeluarkan kuda-kuda mereka.

hiaaaat!!” mad aji berlari ke arah bajuri menyabetkan celuritnya ke arah bajuri membuka adanya pertarungan, bajuri yang melihat itu segera berkelit, sabetan mad aji mengenai udara kosong namun segera mad aji mengirim sabetan sekali lagi mencoba menembus pertahan bajuri yang terbuka namun bajuri masih sempat menangkis “cting!!” suara celurit mereka beradu menimbulkan percikan api yang jelas dan sekarang giliran bajuri mengirim serangan, dia melihat pertahan mad aji terbuka di bagian perut dan segera saja bajuri menyabet perut mad aji namun secepat mungkin mad aji menangkis “cting!!!” suara celurit mereka kembali beradu dan salah satu dari mereka tidak ada yang berniat mengambil jarak untuk mundur dan ini adalah pertarungan sengit.

Jual beli sabetan terjadi “cting!! cting!! cting!!” percikan api semakin terlihat nyata sejauh ini mereka seimbang tapi bajuri seakan tidak memberi jeda segera mengirim serangan lagi ke kepala mad aji yang mulai terdesak “sret!” sedikit lagi nyaris saja kepala mad aji terlepas walaupun wajahnya terkena sedikit namun masih sempat menghindar dan mad aji memutar tubuhnya sambil menyabet celuritnya ke bajuri tapi bajuri segera menunduk dan bajuri mengirim serangan lagi kali ini dia mengincar kaki mad aji tapi mad aji berhasil menghindar dengan bersalto ke belakang tiga kali.

Nafas mereka sama-sama memburu tapi mereka harus menyelesaikan pertarungan ini mereka tidak punya pilihan kalah atau dikalahkan hanya ini pilihan mereka.

Kali ini bajuri yang membuka serangan duluan menyabetkan celuritnya kearah bahu kanan mad aji “ahhh!” bahu kanan mad aji terkena sabetan bajuri darah muncrat membasahi baju mad aji, mad aji meringis tapi tidak ada waktu untuk mengeluh mad aji segera mengirim serangan balasan menyabet kearah perut bajuri “ahhh!” kali ini perut bajuri yang  terkena sabetan dari mad aji.

Luka mereka sama-sama parah dan tanpa sempat mengobati luka-luka mereka, mad aji dan bajuri kembali memasang kuda-kuda mereka dan bersiap mengirim serangan terakhir mereka.

Mereka sama-sama berlari sambil mengacungkan celurit mereka masing-masing dan saling menebas “sraaaaaat” darah muncrat dari kedua belah pihak, mad aji terduduk tapi bajuri lebih parah dia jatuh terkapar, tewas ditempat dan ya, mad aji lah yang memenangkan carok kali ini akhirnya mad aji berhasil mempertahankan kehormatannya sebagai seorang laki-laki dan orang madura.

...

Apa sebenarnya yang akan didapat mad aji dari pertarungan ini apakah pertarungan ini akan membuat hidup mad aji semakin kaya atau sejahtera, tentu tidak tapi kita sedang membicarakan sebuah kehormatan bagi sebagian orang, kehormatan lebih penting dari pada nyawanya dan carok merupakan pilihan terakhir dan juga cara mereka dalam menjaga kehormatan namun untuk orang yang tidak paham tentang kehormatan mungkin menganggap hal yang mereka lakukan adalah tindakan bodoh dan sia-sia padahal kalo kita pikir lagi malah tidaklah demikian mereka hanya ingin menjaga kehormatan mereka, terlepas dari semua resiko yang ada so, what do you think?

Baca Juga Cerpen Lainnya :

Buku Kisah - Kisah Inspiratif yang Mungkin Kamu Suka :

Kisah - kisah inspiratif dibulan ramadhan
Buku Rona Ramadhan : Kisah - Kisah Inspiratif di Bulan Keberkahan.
Jika Kamu Menyukai Cerpen ini, share ke media sosial kamu sebagai dukungan kepada kami agar website Penadiksi berkembang dan cerpen ini banyak dibaca orang lain.
Diberdayakan oleh Blogger.