![]() |
Cerpen janji dan takdir. |
Janji dan Takdir
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan hamparan rumput luas, hiduplah seorang pemuda bernama Azzam. Ia dikenal sebagai pria yang jujur dan pekerja keras. Sejak kecil, Azzam diajarkan oleh ayahnya bahwa kejujuran adalah kunci utama dalam menjalani hidup. “Apa yang kita tanam dalam niat, itulah yang akan kita tuai dalam kehidupan,” kata ayahnya suatu hari ketika Azzam masih kecil.
Setelah ayahnya meninggal dunia, Azzam berusaha keras mempertahankan warisan kecil yang ditinggalkan ayahnya yaitu sebuah kebun di pinggir desa. Kebun itu tidak luas, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, takdir ternyata tak selalu berpihak padanya. Musim kemarau yang panjang membuat tanah kering dan hasil panennya menurun drastis. Ia mulai kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga : [Cerpen] Kunci Keberuntungan dalam Hidup : Menyucikan Diri, Berdzikir dan Salat - Mushpih Kawakibil Hijaj
Suatu hari, seorang saudagar kaya bernama Pak Harun datang ke desanya. Pak Harun menawarkan pekerjaan kepada siapa saja yang mau bekerja di kebunnya yang luas di kota. Gaji yang ditawarkan cukup besar. Banyak pemuda desa tergoda dengan tawaran itu, termasuk Azzam.
Namun, sebelum berangkat, Azzam teringat kebunnya. Ia tidak ingin meninggalkan tanah warisan ayahnya begitu saja. Setelah berpikir panjang, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan bekerja keras di kota, mengumpulkan uang, dan kembali untuk menghidupkan kembali kebun kecilnya.
Baca Juga : [Cerpen] Semesta Diciptakan untuk Menjadi Saksi Perjuanganmu - Mushpih Kawakibil Hijaj
Perjalanan ke Kota dan Ujian Kejujuran
Di kota, Azzam bekerja di kebun Pak Harun. Ia bekerja dengan rajin dan tidak pernah mengeluh. Dalam waktu singkat, ia mendapatkan kepercayaan dari Pak Harun. Bahkan, Pak Harun menjadikannya tangan kanan dalam mengelola usaha pertaniannya.
Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang membuat Azzam gelisah. Banyak pekerja lain yang tidak jujur. Mereka sering kali mencuri hasil panen dan menjualnya diam-diam. Azzam tidak ikut-ikutan, tetapi ia juga tidak berani melaporkan kejadian itu karena takut kehilangan pekerjaannya.
Suatu malam, Pak Harun memanggil Azzam ke rumahnya. “Azzam, aku mendengar kabar bahwa ada pencurian di kebun kita. Apakah kau tahu sesuatu tentang itu?” tanyanya.
Azzam terdiam. Dalam hatinya, ia tahu bahwa berkata jujur bisa membuatnya kehilangan pekerjaan. Namun, ia juga sadar bahwa kejujuran adalah prinsip yang selalu diajarkan ayahnya. Dengan suara mantap, ia akhirnya berkata, “Maaf, Pak. Saya memang melihat beberapa pekerja yang mencuri hasil panen. Saya tidak ingin menyebut nama mereka, tetapi saya bisa menunjukkan bukti yang ada.”
Pak Harun mengangguk. “Terima kasih, Azzam. Aku tahu aku bisa mempercayaimu.”
Setelah kejadian itu, pencuri-pencuri itu akhirnya dipecat. Sebagai gantinya, Pak Harun semakin mempercayai Azzam dan bahkan memberinya tanggung jawab yang lebih besar. Namun, Azzam merasa bahwa sudah saatnya ia menepati janjinya kepada diri sendiri.
Baca Juga : [Cerpen] Penjaga Tak Terlihat : Cerpen Fiksi Inspiratif Tentang Perubahan Hidup - Mushpih Kawakibil Hijaj
Kembali ke Desa dan Cobaan Baru
Setelah beberapa tahun bekerja, Azzam akhirnya memiliki cukup uang untuk kembali ke desanya dan membangun kembali kebunnya. Dengan penuh semangat, ia kembali ke tanah kelahirannya. Ia membeli bibit baru, memperbaiki sistem irigasi, dan berusaha menghidupkan kembali kebun yang sempat mati suri.
Namun, tantangan di desa ternyata tidak kalah berat. Para tetangganya mulai iri dengan keberhasilannya. Mereka menganggap Azzam sombong karena pulang dari kota dengan cukup banyak uang. Beberapa dari mereka bahkan mencoba mengganggu kebunnya, mencuri hasil panennya, dan menyebarkan fitnah bahwa Azzam mendapatkan uang dari cara yang tidak benar.
Azzam merasa sedih. Ia tidak pernah berniat untuk menyombongkan diri. Ia hanya ingin menjaga amanah ayahnya. Tapi ia tahu, kejujuran akan selalu menghadapi ujian.
Baca Juga : [Cerpen] Perjuangan Seorang Ayah Pekerja Keras dan Penyesalan Anak yang Terlambat - Mushpih Kawakibil Hijaj
Suatu malam, seseorang membakar sebagian ladangnya. Api menjalar dengan cepat dan menghancurkan sebagian besar hasil panennya. Azzam berusaha memadamkan api, tetapi ia tidak bisa menyelamatkan semuanya.
Keesokan harinya, orang-orang desa berkumpul. Banyak yang merasa kasihan padanya, tetapi ada juga yang diam-diam senang melihatnya gagal. Namun, Azzam tetap tegar. Ia berkata kepada mereka, “Aku percaya, apa yang kita tanam dalam niat, itulah yang akan kita tuai. Jika aku menanam niat baik, maka aku yakin kebaikan akan kembali kepadaku.”
Mendengar itu, beberapa orang mulai merasa bersalah. Salah satu di antara mereka, seorang pria tua bernama Pak Rusdi, akhirnya mengaku bahwa ia tahu siapa pelakunya. “Azzam, aku tidak bisa diam saja. Aku tahu siapa yang membakar ladangmu. Itu adalah beberapa pemuda yang iri padamu. Aku siap menjadi saksi jika kau ingin melaporkannya.”
Azzam tersenyum dan menggeleng. “Tidak perlu, Pak. Aku percaya bahwa kejujuran dan kebaikan akan menemukan jalannya sendiri.”
Baca Juga : [Cerpen] Menjaga Hati Sebagai Bekal Akhirat - Mushpih Kawakibil Hijaj
Berkah Kejujuran
Beberapa bulan kemudian, kebun Azzam kembali pulih. Tidak hanya itu, orang-orang desa mulai melihat ketulusan hatinya. Mereka yang dulu iri padanya mulai berubah. Bahkan, mereka datang kepadanya untuk meminta maaf dan belajar bagaimana cara bertani dengan baik.
Pak Harun, yang masih mengawasi dari jauh, terkesan dengan keteguhan hati Azzam. Ia datang ke desa dan menawarkan bantuan untuk mengembangkan pertanian di sana. Dengan pengalaman yang ia miliki, Azzam mulai mengajari para pemuda desa cara bertani yang lebih baik.
Akhirnya, desa yang dulu kecil dan tertinggal berubah menjadi desa pertanian yang maju. Semua ini terjadi karena satu hal sederhana yaitu kejujuran.
Azzam menyadari bahwa janji yang ia buat kepada dirinya sendiri bertahun-tahun lalu telah membuahkan hasil. Kejujuran dan ketulusan telah membawa keberkahan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Di malam yang tenang, sambil memandang kebunnya yang kembali hijau, Azzam tersenyum. Ia tahu bahwa apa yang ia tanam dalam niat, itulah yang ia tuai dalam kehidupan.
Tamat. Cerpen ini ditulis oleh ChatGPT dengan ide, pengawasan dan revisi dari Mushpih Kawakibil Hijaj.
eBook Cerita Pendek Motivasi Gratis / Free to Read Yang Mungkin Kamu Minati :
Silakan dapatkan eBook diatas secara gratis. Mohon bantuan share website ini supaya berkembang dan insyaallah lebih banyak pembaca yang memperoleh manfaat✨.