![]() |
Cerpen Syiar Digital. |
Syiar Digital
Penulis: Zalaludin Asabti
Pagi itu, Pondok Pesantren Al-Hidayah ramai seperti biasa. Para santri sibuk dengan berbagai kegiatan, mulai dari mengaji hingga bersih-bersih lingkungan pondok. Di salah satu sudut aula, Ali duduk dengan laptop yang menyala di depannya. Wajahnya tampak serius, jari-jarinya sibuk menekan tombol-tombol keyboard.
"Ngapain kamu, Li?" tanya Hasan, teman dekatnya yang baru saja selesai menyapu halaman.
Baca Juga : [Cerpen] Gambar Diri Yang Merusak - Bundo Milanisto
Ali menoleh sambil tersenyum kecil. "Desain kalender pesantren. Kyai minta aku buat desain yang menarik untuk tahun depan."
"Kalender pesantren? Emang penting, ya?" Hasan mengernyit, merasa heran.
Ali mengangguk. "Iya, penting banget. Zaman sekarang kita nggak bisa cuma ngandalkan ceramah atau brosur seadanya buat syiar. Orang-orang suka lihat yang visualnya bagus. Kalau kalender pesantren kita keren, bisa jadi daya tarik buat orang tua yang mau mondokin anaknya di sini."
Hasan tertawa kecil. "Ah, kayaknya kamu terlalu lebay deh. Pesantren kan buat cari ilmu agama, bukan buat pamer desain."
Ali tersenyum sabar. "Justru ini bagian dari syiar, Has. Kalau kalender kita menarik, orang-orang bakal tertarik tahu lebih banyak tentang pesantren kita. Itu kan juga bentuk dakwah. Nabi aja ngajarin kita buat berbuat sesuatu sebaik mungkin, termasuk urusan desain."
Baca Juga : [Cerpen] Fatin Karya Maulidya
Hasan terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapan Ali. "Terus, apa aja yang mau kamu masukin ke desain kalender itu?"
"Rencana aku, ada foto kegiatan santri yang seru, kayak pengajian, olahraga, sama hasil karya mereka. Terus ada jadwal penting acara pesantren dan motivasi Islami di setiap bulannya. Tapi tetap harus rapi dan profesional."
Hasan mengangguk, mulai tertarik. "Wah, keren juga idenya. Jadi nggak cuma kalender biasa, ya?"
"Iya, benar. Sekarang pesantren harus melek digital. Kalau kita nggak mau belajar teknologi, pesantren bisa ketinggalan zaman. Padahal kita punya banyak nilai yang bagus buat disebarkan ke masyarakat," jawab Ali dengan semangat.
Setelah beberapa hari bekerja keras, Ali akhirnya menyelesaikan desain kalender pesantren yang modern dan menarik. Dengan warna yang lembut dan tata letak yang rapi, kalender itu tidak hanya menampilkan jadwal, tetapi juga menggambarkan kehidupan pesantren yang penuh berkah dan keceriaan.
Baca Juga : [Cerpen] Yang Pernah Hilang - Uli Nasifa
Ketika kalender itu dicetak dan dipajang di berbagai tempat, banyak orang tua yang mulai tertarik mencari tahu tentang Pondok Pesantren Al-Hidayah. Beberapa bahkan langsung mendaftarkan anak-anak mereka untuk mondok di sana.
Kyai Fauzan, pimpinan pesantren, memanggil Ali suatu sore. "Ali, terima kasih ya. Kalender pesantren kita tahun ini luar biasa. Ini contoh bagus bahwa santri masa kini harus melek digital, tapi tetap menjaga niat untuk berdakwah."
Ali tersenyum penuh syukur. "Sama-sama, Kyai. Saya cuma berusaha melakukan yang terbaik untuk pesantren."
Kyai menepuk bahu Ali dengan bangga. "Teruslah belajar, nak. Ingat, apa yang kamu lakukan ini juga bagian dari syiar agama. Dakwah itu bisa lewat apa saja, bahkan lewat digital ini kita bisa lebih mudah untuk syiar agama."
Hari itu, Ali belajar bahwa syiar agama tidak melulu lewat ceramah di mimbar. Dengan kreativitas dan teknologi, dakwah bisa menjangkau lebih banyak orang dan membawa kebaikan yang lebih luas.
Selesai.
eBook Cerita Pendek Motivasi Gratis / Free to Read Yang Mungkin Kamu Minati :
Silakan dapatkan eBook diatas secara gratis. Mohon bantuan share website ini supaya berkembang dan insyaallah lebih banyak pembaca yang memperoleh manfaat✨.